Akhir tahun semakin dekat, artinya sudah waktunya untuk mengevaluasi berbagai aktivitas selama tahun 2022, termasuk hasil investasi dan bagaimana langkah ke depan di 2023.
Kepala Kantor Bursa Efek Indonesia Wilayah Sumut, Pintor Nasution, mengatakan salah satu cara untuk membuat strategi investasi di tahun depan adalah dengan melihat peluang dan tantangan di tahun yang akan datang.
Baca Juga: Miliarder BlackRock Sepakati Kerja Sama Investasi dengan Volodymyr Zelenskiy
"Dengan mencermati analisis dari para pakar keuangan, investor bisa menetapkan tujuan investasi dengan menyesuaikan instrumen-instrumen investasi yang bisa dipilih," katanya, Jumat (30/12/2022).
Berbagai lembaga dunia seperti OECD, IMF, World Bank, ADB (Asian Development Bank) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 4,7-5,1% pada 2023.
"Meskipun akan diwarnai gejolak ekonomi global, perekonomian Indonesia diyakini tetap tangguh, diikuti dengan prospek yang menjanjikan," katanya.
Prospek investasi di Indonesia salah satunya didorong dengan bertumbuhnya proyek-proyek strategis serta pengembangan IKN Nusantara yang akan mendorong pertumbuhan investasi. Faktor positif lain di tahun 2023 adalah indikator ekonomi yang solid, dilihat dari belanja rumah tangga masyarakat Indonesia yang stabil serta indikator stabilitas konsumsi diikuti dengan peningkatan tingkat upah pekerja.
"Adapun tantangan di tahun depan juga harus menjadi katalis dalam memperhitungkan pengambilan keputusan. Tantangan pertama menyangkut risiko resesi global," katanya.
Situasi tersebut membuat otoritas moneter di sejumlah negara mengambil kebijakan moneter ketat. Bank sentral global memutuskan untuk memperketat kebijakan melalui tapering off dan menaikkan suku bunga sebagai implikasi lonjakan inflasi dari pemulihan ekonomi.
"Tantangan lain yang perlu diperhatikan bagi para investor adalah krisis energi yang disebabkan oleh pasokan energi yang langka, tingginya permintaan bahan bakar akibat musim dingin, dan ketidakpastian global juga berpotensi menyebabkan gangguan pada rantai pasok," ujarnya.
Baca Juga: Fintech dan Digitalisasi Buat Investor Milenial dan Gen Z Gemar Investasi di Pasar Modal
Sementara di bidang kesehatan, masih ada ketakutan munculnya varian baru COVID-19, diikuti dengan tensi geopolitik global yang masih meningkat, dan perubahan iklim yang ekstrem.
"Inilah rangkuman peluang dan tantangan pada tahun 2023 yang dirilis Bursa Efek Indonesia (BEI). Investor bisa mendiskusikan produk-produk apa dan instrumen mana, serta sektor usaha apa saja yang bisa menghasilkan keuntungan dan yang perlu dihindari berdasarkan analisis tersebut," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: