Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Meski Sahamnya Menukik, Bos Besar Bilang 2023 Garuda Siap Terbang Tinggi

Meski Sahamnya Menukik, Bos Besar Bilang 2023 Garuda Siap Terbang Tinggi Kredit Foto: Antara/Ampelsa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi melakukan pencabutan suspensi saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) pada perdagangan Selasa, 3 Januari 2023 terhitung sejak Sesi 1 perdagangan efek pada hari ini, mengacu pada pengumuman BEI dengan nomor PENG-UPT-0001/BEI.PP2/01-2023.  

Pencabutan suspensi saham atas perdangan efek GIAA tersebut merupakan tindak lanjut dari dirampungkannya tahapan restrukturisasi kinerja Garuda pada penutup tahun 2022 lalu, utamanya berkaitan dengan penerbitan instrumen restrukturisasi “New Sukuk”.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra, merespon kelutusan BEI tersebut. Ia mengatakan suspensi saham Garuda pada awal tahun kinerja 2023 ini menjadi outlook positif tersendiri atas langkah kami untuk terus mengakselerasikan penguatan fundamental kinerja Perusahaan. 
Baca Juga: Tidur Pulas Selama Satu Setengah Tahun, Saham Garuda Indonesia Malah Menukik Kala Perdana Mengudara

“Dengan landasan kinerja usaha yang semakin solid yang turut didukung oleh cost structure yang semakin lean dan adaptif pasca restrukturisasi, kami optimistis Garuda dapat memaksimalkan momentum kebangkitan kinerja usaha yang salah satunya akan terus kami perkuat melalui peluang pertumbuhan penumpang yang terus menunjukan potensi yang menjanjikan di tahun 2023 ini khususnya dengan pencabutan status PPKM yang diumumkan Pemerintah pada penutup tahun lalu,” kata Irfan, dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (3/1/2023).

Irfan mengungkapkan bila sejalan dengan pencabutan suspensi saham ini, Garuda memproyeksikan akan memaksimalkan sejumlah outlook rencana strategis korporasi diantaranya melalui penambahan kapasitas alat produksi Perusahaan dimana pada tahun 2023 ini, Garuda menargetkan dapat mengoperasikan sedikitnya 66 armada di luar armada yang dimiliki sebanyak 6 armada. Selain itu, Garuda juga akan terus memaksimalkan strategi pengembangan jaringan berbasis hub strategis, dengan memperkuat konektivitas penerbangan menuju destinasi penerbangan dengan demand penumpang yang tinggi dari sejumlah hub penerbangan strategis di Indonesia diantaranya Jakarta, Denpasar, Makassar hingga Kualanamu (Medan).  

“Upaya tersebut yang turut kami optimalkan dengan memaksimalkan pengoperasian pesawat berbadan besar pada rute penerbangan dengan kinerja positif. Garuda Indonesia juga akan terus memaksimalkan pertumbuhan pasar umrah sebagai salah satu pangsa pasar yang menjanjikan dengan memaksimalkan aksesibilitas layanan penerbangan langsung umrah dari sejumlah kota besar di Indonesia menuju tanah suci”, ungkap Irfan.

Baca Juga: Bursa Buka Gembok Saham Garuda Indonesia Setelah Suspensi Bertahun-Tahun, Waktunya Kabur!

Lebih lanjut, Irfan menyatakan bahwa lini bisnis kargo juga akan terus diakselerasikan dengan memaksimalkan momentum pertumbuhan sektor ekspor nasional. “Komitmen tersebut yang akan kami perkuat dengan mengembangan jaringan penerbangan kargo baik untuk charter maupun penerbangan berjadwal dalam mendukung aktivitas direct call ke berbagai Negara tujuan ekspor nasional”, papar Irfan.

Irfan juga menyebutkan jika dengan resmi diperdagangkannya kembali saham GIAA di bursa,  tentunya perusahaan berharap dapat memberikan nilai optimal bagi seluruh pemegang saham, khususnya dengan kinerja saham yang positif sejalan dengan outlook market Garuda ditengah pertumbuhan demand penumpang di tahun 2023 ini. 

“Dengan outlook kinerja yang terus menunjukan pertumbuhan yang positif serta progress positif yang dicapai Garuda dalam memperkuat landasan hukum atas berbagai tahapan restrukturisasi ini, kami optimistis tahun 2023 akan menjadi momentum Garuda untuk bertransformasi menjadi entitas bisnis yang semakin agile, adaptif, dan berdaya saing serta tentunya terus mengedepankan fokus profitabilitas kinerja usaha,” tutup Irfan.

Kembali diperdagangkannya saham GIAA nampaknya tak mendapat sambutan yang baik dari para pelaku pasar. Pasalnya, meski sempat melesat 20 poin ke posisi tertingginya Rp224 per saham dari Rp204 per saham harga pembukaan pasar, namun pada penutupan perdagangan Selasa, 3 Januari 2023 saham GIAA malah amblas ke level Rp202 per saham. Parahnya lagi, saham Garuda Indonesia malah sempat menukik hingga ke posisi Rp190 per saham.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: