Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Buruh Ngaku Kena Prank Jokowi Gegara Perppu Cipta Kerja, Rocky Gerung: Harusnya Buruh Negosiasi dengan Oligarki

Buruh Ngaku Kena Prank Jokowi Gegara Perppu Cipta Kerja, Rocky Gerung: Harusnya Buruh Negosiasi dengan Oligarki Kredit Foto: Instagram Rocky Gerung Official
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat Politik, Rocky Gerung, menyoroti pengesahan Penerbitan Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang Cipta Kerja (Perppu Cipta Kerja) oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ia mengaku prihatin dengan nasib buruh.

Sebelumnya, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea dan Presiden Partai Buruh Said Iqbal merasa kena prank dan ditipu karena isi dari Perppu Ciptaker tidak sesuai harapan dari usulan para buruh/pekerja kepada pemerintah. Padahal mereka telah percaya penuh kepada pemerintah.

Baca Juga: Perppu Cipta Kerja Lindungi Buruh? Menaker Ida Ungkap 5 Substansinya

Menurut Rocky, pemerintah bukan hanya sekedar nge-prank para buruh, namun juga menghina masyarakat sipil. 

"Ini bukan sekedar di-prank, tetapi pemerintah menghina gerakan masyarakat sipil. Buruh termasuk dari masyarakat sipil yang elemen politiknya tinggi sekali," tandas Rocky Gerung dalam acara Forum News Network di channel YouTube pribadinya, dikutip pada Kamis (5/1/2023). 

"Keadaan politik kita bisa diselesaikan dengan negosiasi antara buruh dan pemerintah, itu omong kosong. Karena kita mesti pahami bahwa di dalam analisis ekonomi, pak Jokowi memang menghendaki supaya oligarki di servis dengan bagus karena panik terhadap investor yang tidak bisa ke mana-mana, lalu disogok dengan Perppu itu. Jadi, harusnya para buruh negosiasinya dengan oligarki bukan dengan Presiden," tambahnya. 

Baca Juga: Adu Mekanik Makin Panas! Rizal Ramli Kini Sebut Mahfud MD Menjilat Presiden dengan Dukung Perppu: Integritas di Mana?

Rocky Gerung juga menegaskan bahwa jangan terlalu berharap dengan janji-janji yang diberikan. 

"Harusnya para buruh sadar, bahwa potongan-potongan janji itu gak mungkin dijadikan sebagai landasan untuk negosiasi," tuturnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: