Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perkenalkan Tom Zhu, Pria Asal China yang Digadang-gadang Bakal Jadi CEO Tesla Pengganti Elon Musk

Perkenalkan Tom Zhu, Pria Asal China yang Digadang-gadang Bakal Jadi CEO Tesla Pengganti Elon Musk Kredit Foto: Twitter/Big Tesla
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepala Tesla China dilaporkan telah diberi promosi besar-besaran oleh bos besarnya, Elon Musk. Ialah Tom Zhu yang menerima amanah baru dengan mengurus pabrik perakitan Tesla AS dan operasi penjualan di Amerika Utara dan Eropa sebagai tanggung jawab tambahan.

Laporan tersebut telah meningkatkan spekulasi bahwa Zhu yang lahir di China sedang dipersiapkan untuk menggantikan Elon Musk sebagai CEO di pembuat mobil listrik terbesar di dunia.

Melansir CNN Business di Jakarta, Jumat (6/1/23) saat ini Zhu menjadi eksekutif Tesla dengan profil tertinggi setelah Musk. Ia telah memainkan peran besar dalam membantu perusahaan pulih dengan kuat dari penguncian Covid di China, pasar internasional terbesar produsen mobil tersebut.

Penunjukan ini dilaporkan terjadi pada saat Musk terganggu oleh akuisisi Twitter, dan saham Tesla telah anjlok 65% pada tahun 2022.

Baca Juga: Hanya Dalam Dua Bulan, Elon Musk Sukses 'Hancurkan' Twitter

Media China bahkan telah berspekulasi sejak Desember bahwa Zhu dipersiapkan untuk peran global yang lebih besar di pembuat mobil listrik tersebut.

"Zhu adalah pemimpin inti di Tesla dan kunci keberhasilannya terutama di China," kata Daniel Ives, direktur pelaksana dan analis riset ekuitas senior yang meliput industri teknologi di Wedbush Securities.

Zhu bergabung dengan Tesla pada tahun 2014 dan digambarkan sebagai pragmatis, rajin, dan gila kerja oleh media China.

“Saya sangat ingin tidur, tetapi pekerjaannya sangat menarik,” katanya dalam postingan tahun 2019 di akun Weibo-nya.

Zhu jarang tampil di depan umum sejak bergabung dengan Tesla, dan hanya ada sedikit informasi publik tentang usia atau kehidupan pribadinya. Ia lahir di China dan CNN tidak dapat memastikan apakah ia masih memegang kewarganegaraan negara tersebut.

Menurut profil media sosialnya, ia memperoleh gelar sarjana dari Auckland University of Technology pada tahun 2004 dan gelar MBA dari The Fuqua School of Business di Duke University.

Sebelum bergabung dengan Tesla, dia mendirikan perusahaan konsultan manajemen proyek, menawarkan saran kepada kontraktor China yang ingin berekspansi ke luar negeri.

Dalam wawancara tahun 2021 oleh Jiefang Daily di Shanghai, surat kabar resmi Partai Komunis di pusat keuangan, menunjukkan Zhu bekerja dari kantor terbuka, dan hampir tidak punya waktu untuk sarapan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: