Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kinerja Produk Digital Telkom Dinilai On The Track

Kinerja Produk Digital Telkom Dinilai On The Track Kredit Foto: Unsplash/John Schnobrich
Warta Ekonomi, Bandung -

Ekonomi digital Indonesia terutama yang didorong oleh penyedia aplikasi digital, kian moncer tahun ini. Salah satunya, produk digital PT Telkom dengan umbrella brand Leap sepanjang tahun 2022 juga agresif pada sektor tersebut, yakni PaDI UMKM di bidang ekosistem e-Commerce serta Logee untuk jasa transportasi. 

Langkah tersebut dinilai para pengamat ekonomi digital di Tanah Air, sudah pada jalur yang benar (on the track). Chief of DEF (Digital Startup, E-Commerce & Fintech) Lembaga Riset Telematika Sharing Vision, Nur Islami Javad, mengatakan, akselerasi nyata dirasakannya bila melihat kinerja Leap Telkom sepanjang tahun lalu.

Baca Juga: Anak Usaha Telkom Indonesia Sedang dalam Proyek Pembangunan Pusat Data Baru di Batam

"Apabila mayoritas startup perlu 2 tahun untuk akselerasi tembus pasar dengan growth hacking yang signifikan, saya menilai Direktur Digital PT Telkom dan jajarannya sudah bisa persingkat itu menjadi kurang dari 2 tahun," kata Nur dalam keterangan resminya, Jumat (6/1/2023).

Menurutnya, growth hacking semacam itu wajar terjadi karena Telkom tak terkendala modal kerja. Di sisi lain, strategi khas startup dengan membentuk Tribe Leader secara remote juga dilakukan oleh Telkom Leap.

"Setahu saya ada ratusan kawan-kawan penggiat startup Bandung yang direkrut untuk mendukung Leap, mereka direkrut memperkuat tim digital PT Telkom dengan posisi tetap di Bandung. Ada yang jadi programmer, agile scrum, product manager, macam-macam itu," jelas Vice President Startup Bandung ini.

Kolaborasi juga terbuka kepada akademisi yang memiliki keahlian terkait seperti kecerdasan buatan dan big data. Pola kerjanya adalah koordinasi via layanan video conference dan sesekali rapat koordinasi secara luring. Strategi aneka kolaborasi yang serba digital ini membuat Leap, produk digital PT Telkom, bisa cepat menyatu dalam platform ekosistem digital.

"Sebagai sebuah produk, Leap cepat jadi walau untuk jadi mesin duit tentu perlu waktu. Jangankan produk digital, produk konvensional pun tidak bisa langsung cetak banyak keuntungan, ada proses yang harus dilewati dulu," ungkap pria alumni Magister STBM ITB tersebut.

Adapun Pakar Hukum Teknologi Informasi Unpad Danrivanto Budhijanto menilai Leap sebagai produk digital Telkom sudah on the track untuk sebuah produk digital. Pasalnya, selain sesuai tren global operator telekomunikasi, pihaknya juga melihat ada spirit kehadiran BUMN sebagai agen pembangunan negeri.

"Nuansa kehadirannya menjadi agent of change dirasakan. Terutama dalam memperluas prinsip keadilan sosial bagi seluruh rakyat, itu sudah dan terus dilakukan layanan digital PT Telkom," kata peraih Master of Laws in Information Technology & Privacy Law (LL.M in IT Law) di John Marshall Law School, Chicago ini.

Menurutnya, sebagai badan usaha milik negara, layanan inti yang memudahkan masyarakat Indonesia, wajib terus diberikan. Akan tetapi, inovasi layanan berupa produk digital harus simultan dilakukan sekalipun kompetisinya tidak mudah.

"Inovasi ini adalah mandatori ke badan usaha milik negara, yang dilakukan tak semata-mata agar mampu memberi profit perusahaan dan dividen negara, juga untuk terus menjaga daya saing BUMN," pungkas Staff Khusus Menkominfo 2014-2019 tersebut.

Seperti diketahui, dalam data ekonomi digital yang dirilis Google bekerja sama dengan Temasek, dan Bain & Company dalam laporan bertajuk "e-Conomy SEA 2022" disebutkan, ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai US$77 miliar pada 2022. Angka ini meningkat 22% dari tahun sebelumnya serta naik 19,8% dari tahun 2020 (sebesar US$44 miliar).

Baca Juga: Bank Dunia Beri Dana US$250 Juta untuk Indonesia Sediakan ID Digital

Kontribusi terbesar berasal dari penjualan kotor barang dan jasa dari sektor e-commerce dengan nilai estimasi US$59 miliar. Kemudian disusul jasa transportasi dan pesan-antar makanan, pemesanan tiket perjalanan, serta media online.

Sementara itu, Data Indonesian Digital Empowering Community (Idiec) menyebutkan, sepanjang 2022, tekfin dan e-commerce banyak diguyur dana investor pada Januari–Februari karena keduanya memang memiliki potensi pasar terbesar di dalam bisnis digital sekarang ini.

Google, Temasek, dan Bain & Company memproyeksikan ekonomi digital Indonesia akan terus tumbuh dan tetap menjadi yang terbesar di Asia Tenggara sampai 2030. Namun, ada sejumlah tantangan ekonomi makro yang berpotensi membebani prospek pertumbuhan ini.

Dengan perlambatan ekonomi dan pasar tenaga kerja yang melemah, pengeluaran non-esensial konsumen akan berkurang. Meskipun demikian, ekonomi digital Indonesia masih jadi yang terbesar di Asia Tenggara untuk tahun ini dan puncaknya pada tahun 2024.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: