Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penampakan Kini Riyadh di Bawah Pangeran MBS, Banyak Wanita Tanpa Abaya dan Buka Cadar

Penampakan Kini Riyadh di Bawah Pangeran MBS, Banyak Wanita Tanpa Abaya dan Buka Cadar Kredit Foto: Twitter/BlvdRuhCity
Warta Ekonomi, Riyadh -

Ibu kota Arab Saudi, Riyadh semakin berubah dan menampilkan citra baru yang berbeda dari sebelumnya. Kini, banyak perempuan tampak tidak mengenakan cadar ataupun abaya, pakaian tradisional Timur Tengah berdimensi lebar yang menutupi lekuk tubuh.

Mayoritas perempuan di wilayah tersebut kini memakai jilbab dengan pakaian kekinian. Perubahan tidak hanya mengenai pakaian yang dikenakan oleh para wanitanya saja.

Baca Juga: BMKG Arab Saudi Ramalkan Kondisi Cuaca Buruk di Beberapa Kota, Waspada

Melansir The National, di Bandara Internasional King Khalid Riyadh, pria dan wanita mengantre pada jalur yang sama di bea cukai tanpa dipisahkan lagi antarkeduanya. Sebagian besar wanita tidak bercadar dan beberapa memilih untuk tidak mengenakan abaya.

Keterbukaan di Riyadh serta penghapusan hambatan fisik dan sosial, telah mengubah wajah Arab Saudi dalam keseharian secara signifikan.

"Mengunjungi Arab Saudi merupakan sebuah pengalaman yang begitu berbeda di 2008 dibandingkan sekarang, dengan peraturan ketat memakai abaya dan kerudung, serta pemisahan jenis kelamin," tutur Samia, seorang turis Mesir yang berkunjung ke Jeddah kepada The National, dikutip AKURAT.CO, Rabu (04/01/2023).

Perubahan ini merupakan bagian dari Visi Saudi 2023. Seperti yang dikatakan oleh Pangeran Mohammed bin Salman (MbS) pada tahun 2016 silam.

Visi tersebut adalah langkah pemerintah untuk memperkenalkan berbagai proyek dan inisiatif perubahan untuk mendorong kemajuan negara.

Campur baur antara laki-laki dan perempuan menjadi hal umum, polisi agama kini jarang terlihat. Selain itu, para perempuan juga mulai meningisi lapangan pekerjaan.

Pemerintah Saudi telah memberikan kesempatan lebih bagi warga negaranya untuk bekerja di sektor swasta maupun publik. Menurut Khaled Alturki, salah satu pendiri dan CEO Marefa Digital, sepuluh tahun silam sebagian besar lapangan pekerjaan didominasi oleh lelaki.

Investasi pemerintah dalam bidang budaya dan infrastruktur kota meningkat hingga lebih dari dua kali lipat sejak pencanangan Visi 2030, dengan perubahan mencolok di Riyadh. Tahun lalu, festival hiburan dan budaya Riyadh Season menyelenggarakan 7.500 acara meliputi musik dan seni hingga makanan dan olahrga.

Tahun ini, terdapat 8.500 kegiatan termasuk kembang api setiap hari, 150 konser, delapan pertunjukan internasional, 17 drama berbahasa Arab, 108 pengalaman interaktif, dan 252 restoran.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: