Mematikan, Inilah 'Pembunuh Tank' Amerika Demi Nurutin Permintaan Ukraina
Pemerintah Amerika Serikat akan memasok Ukraina dengan sejumlah pengangkut personel lapis baja dalam paket bantuan yang akan datang, yang digambarkan sebagai "pembunuh tank" oleh seorang pejabat militer senior.
Langkah ini mengikuti laporan bahwa Washington masih menolak untuk mempertimbangkan lapis baja yang lebih berat untuk Kiev, meskipun ada permintaan berulang kali untuk tank tempur utama Abrams.
Baca Juga: Serangan Udara Rusia Incar Pasokan Listrik hingga Air Ukraina, Jerman Angkat Bicara
Kepala juru bicara Pentagon Pat Ryder mengumumkan bantuan terbaru pada hari Kamis, mengatakan kepada wartawan bahwa Kiev akan menerima Bradley Fighting Vehicle dalam jumlah yang tidak ditentukan, serta dukungan pelatihan dan pemeliharaan untuk pengangkut pasukan lapis baja.
“Ini jelas merupakan kemampuan lapis baja yang dapat mengangkut infanteri mekanis ke dalam pertempuran untuk mendukung operasi ofensif dan defensif, memberikan tingkat daya tembak dan lapis baja yang akan membawa keuntungan di medan perang,” kata Ryder, menambahkan “Ini bukan tank, tapi itu adalah pembunuh tank.”
Paket senjata akan mencakup hingga 50 Bradley dan perlengkapan lainnya, menurut dua pejabat yang tidak disebutkan namanya yang dikutip oleh Reuters, yang mencatat bahwa rincian lebih lanjut akan datang pada Jumat.
Ryder menolak untuk menawarkan kerangka waktu kapan kendaraan dapat mencapai medan perang, atau berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melatih tentara lokal untuk menggunakannya.
Meskipun Washington telah menyetujui lebih dari $21 miliar bantuan militer langsung sejak konflik di Ukraina dimulai Februari lalu, tidak jelas berapa banyak persenjataan yang telah tiba di negara itu atau benar-benar dalam pelayanan karena jadwal pengiriman yang panjang.
Kiev telah meminta senjata yang semakin berat selama konflik, khususnya meminta tank tempur utama M1 Abrams dalam 'daftar keinginan' Natal yang dibagikan oleh penasihat senior Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bulan lalu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait:
Advertisement