Gak Disangka, Obrolan Erdogan dan Putin di Telepon Bocor ke Publik!
Presiden Rusia Vladimir Putin membahas prospek negosiasi perdamaian dengan Ukraina melalui telepon dengan rekannya dari Turki, Recep Tayyip Erdogan, pada Kamis (5/1/2023).
Menurut sebuah pernyataan di situs web Kremlin, Putin menekankan “peran destruktif negara-negara Barat yang memasok senjata dan perangkat keras militer kepada rezim Kiev, serta menyediakannya dengan data militer dan informasi penargetan.”
Baca Juga: Putin Pakai Film Perang Ukraina Jadi Alat Propaganda Baru, Begini Isinya
Putin menegaskan kembali bahwa Moskow “terbuka untuk dialog serius” dengan Ukraina dengan syarat bahwa Kiev mengakui “realitas teritorial baru.” Rusia telah mengatakan di masa lalu bahwa permintaan Ukraina agar Moskow menyerahkan wilayah-wilayah yang baru didirikan bukanlah permulaan.
Crimea memilih untuk meninggalkan Ukraina dan bergabung dengan Rusia tak lama setelah kudeta tahun 2014 di Kiev. Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk, bersama dengan wilayah Kherson dan Zaporozhye, melakukan hal yang sama setelah mengadakan referendum tentang masalah tersebut pada bulan September.
Ankara telah menawarkan untuk menengahi negosiasi antara Rusia dan Ukraina di masa lalu. Dalam panggilan telepon dengan Putin pada hari Kamis, Erdogan mencatat “hasil positif”, seperti kesepakatan tahun lalu untuk mengizinkan pengiriman biji-bijian dari pelabuhan Laut Hitam Ukraina, dan pertukaran tahanan tingkat tinggi antara Rusia dan Ukraina pada bulan September.
“Seruan untuk perdamaian dan negosiasi harus didukung oleh deklarasi gencatan senjata sepihak dan visi solusi yang adil” dari konflik tersebut, kata Erdogan, menurut pernyataan dari layanan pers kantornya.
Kantor berita Turki Anadolu mengutip Erdogan yang mengatakan setelah panggilan telepon bahwa Ankara siap membantu Rusia mengekspor biji-bijian ke negara-negara miskin. “Kami siap mengolah biji-bijian menjadi tepung di perusahaan Turki dan mengirimkannya ke negara-negara Afrika yang belum berkembang,” ujarnya.
Rusia, produsen biji-bijian utama, mengatakan bahwa sanksi Barat menghambat kemampuannya untuk mengirimkan makanan ke negara-negara miskin di Afrika dan Asia.
Para pemimpin juga membahas kerja sama energi. Kremlin mengatakan Putin dan Erdogan mencatat bahwa penciptaan pusat gas regional dan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Akkuyu di Türkiye adalah "prioritas." Pembangkit tersebut sedang dibangun oleh Rosatom, badan tenaga nuklir negara Rusia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait:
Advertisement