Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengidap Disleksia dan Putus Sekolah di Usia 15 Tahun, Hari Ini Richard Branson Jadi Triliuner yang Punya Roket ke Luar Angkasa

Mengidap Disleksia dan Putus Sekolah di Usia 15 Tahun, Hari Ini Richard Branson Jadi Triliuner yang Punya Roket ke Luar Angkasa Kredit Foto: Twitter/Richard Branson
Warta Ekonomi, Jakarta -

Miliarder Richard Branson memutuskan untuk berhenti sekolah di usia 15 tahun, tatkala memutuskan untuk menjalankan majalah.

Pada episode podcast "Armchair Expert", pendiri Virgin Group ini mengatakan dia membuat keputusan dengan alasan sederhana, yaitu dapat menghasilkan uang dari itu.

Dengan menelepon perusahaan-perusahaan dan meminta mereka untuk mengeluarkan iklan guna melawan pesaing mereka, Branson berhasil mengumpulkan USD3.000 hingga USD4.000 untuk Student Magazine yang ia ciptakan.

Sayangnya, Kepala Sekolah nya dulu menganggapkan pesimis dengan memberikan ramalan dan peringatan.

Baca Juga: Richard Branson Ceritakan Momen Elon Musk Datang ke Rumahnya Jam 2 Pagi, Lha Ngapain?

"[Saya tahu] saya dapat membayar percetakan kertas dan manufaktur, jadi saya berhenti sekolah, dan kepala sekolah berkata, 'Anda akan masuk penjara atau Anda akan menjadi jutawan'," ujar Branson di podcast, mengutip CNBC Make It di Jakarta, Selasa (10/1/23).

Ternyata prediksi kepala sekolah itu benar. Branson tidak masuk penjara, tetapi dia menjadi miliarder dengan kekayaan bersih sebesar USD3,5 miliar (Rp54,6 triliun) hari ini. Kerajaan bisnisnya telah berkembang melewati majalah remajanya dan hari ini mencakup maskapai penerbangan, roket ke luar angkasa, kasino, hotel dan lain sebagainya.

Branson mengatakan bahwa ia memulai Student Magazine karena merasa kurikulum tradisional tidak mengajarkan sesuatu yang relevan atau menarik. Daripada mempelajari geometri, ia ingin belajar tentang Perang Vietnam yang sedang berlangsung.

"Ada banyak hal yang saya sukai untuk dipelajari, tetapi bukan hal-hal yang diajarkan guru matematika kepada saya atau guru bahasa Prancis yang mengajari saya," ujar Branson. "Karena itum saya akhirnya memulai sebuah majalah yang menyuarakan rasa frustasi anak muda."

Ini mungkin juga merupakan tanggapan refleksi terhadap perjuangan akademisnya: Branson sering berbicara tentang dirinya yang mengidap disleksia dan sering bernasib buruk di kelas.

Pada tahun 2019, Branson pernah menulis di blog bahwa disleksia sering dikaitkan dengan kreativitas tingkat tinggi dan kemampuan memecahkan masalah.

"Ini juga keterampilan yang akan sangat dibutuhkan di dunia kerja baru," tambahnya. "Pemecahan masalah, kreativitas, dan imajinasi akan sangat diminati dengan munculnya AI dan automatisasi."

Karena itulah dibutuhkan lebih dari itu untuk membangun kerajaan bisnis setelah putus sekolah pada usia 15 tahun. Kecerdasan emosional dan kemampuan berpikir kritis sangat penting, menurut laporan firma akuntansi global Ernst & Young.

Bagi Branson, itu adalah keterampilan yang dipelajari.

"Saya belajar di usia muda pentingnya mengeluarkan yang terbaik," ujarnya. "Apa yang saya sadari adalah bahwa saya perlu mengelilingi diri saya dengan orang-orang yang lebih baik dalam hal-hal yang tidak saya kuasai karena disleksia yang saya alami."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: