Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menggila, Polisi-polisi Israel Beredel Bendera Palestina yang Berkibar

Menggila, Polisi-polisi Israel Beredel Bendera Palestina yang Berkibar Kredit Foto: Instagram/Middle East Eye
Warta Ekonomi, Yerusalem -

Israel telah memerintahkan polisi untuk melarang bendera Palestina berkibar di ruang publik.

Menteri Keamanan Nasional Israel mengumumkan kebijakan tersebut, di mana ini menjadi langkah simbolis penuh dari pemerintahan baru negara itu, yang kini kembali dipimpin oleh Benjamin Netanyahu.

Baca Juga: Gak Ada Baik-baiknya, Demokrasi Israel Justru Merosot di Tangan Benjamin Netanyahu karena...

Politisi sayap kanan, Itamar Ben-Gvir, yang mengawasi polisi dalam pemerintahan Netanyahu, menganggap bahwa pengibaran bendera Palestina adalah tindakan untuk mendukung terorisme.

Di bawah hukum Israel, mengibarkan bendera Palestina bukanlah kejahatan. Namun, polisi dan tentara kini memiliki hak untuk membredelnya, jika bendera-bendera tersebut dinilai menimbulkan ancaman terhadap ketertiban umum.

Perintah Ben-Gvir tersebut mengikuti serangkaian langkah hukuman lainnya yang ditujukan untuk Palestina, sejak ia menjabat akhir bulan lalu.

"Hari ini saya mengarahkan polisi Israel untuk menegakkan larangan mengibarkan bendera PLO yang menunjukkan identifikasi dengan organisasi teroris. Mereka dilarang dari ruang publik. Saya juga mengarahkan petugas untuk menghentikan hasutan apa pun terhadap Negara Israel," kata Ben-Gvir mengumumkan di Twitter, merujuk PLO untuk Organisasi Pembebasan Palestina.

Pemerintah baru Israel kini sedang bergerak cepat untuk melawan Palestina. Hal ini, menurut The Guardian, sebagai imbas atau pembalasan atas dorongan Palestina agar badan peradilan tertinggi PBB memberikan pendapatnya tentang pendudukan militer Israel selama 55 tahun di Tepi Barat.

Israel telah menahan hampir USD 40 juta (Rp617,6 miliar) pendapatan pajak Palestina dan mengatakan akan mentransfer uang tersebut kepada para korban serangan militan Palestina.

Pemerintah Netanyahu garis keras juga telah mencabut hak istimewa VIP para pejabat Palestina. Bahkan, mereka membubarkan pertemuan orang tua Palestina yang membahas pendidikan anak-anak mereka, mengeklaim perkumpulan tersebut didanai secara tidak sah oleh Otoritas Palestina (PA).

Ben-Gvir, seorang yang dikenal karena retorika anti-Arabnya, telah menuai kecaman internasional yang meluas ketika dia mengunjungi tempat suci paling sensitif di Yerusalem minggu lalu.

Langkah berulang semacam itu jelas berpotensi meningkatkan ketegangan antara kedua belah pihak. Mengingat, Israel-Palestina belum lama menyaksikan tahun paling mematikan dari konflik mereka selama hampir dua dekade, menurut sebuah laporan oleh kelompok hak asasi Israel, B'Tselem.

Perintah terbaru Ben-Gvir, bagaimanapun, bukanlah pertempuran pertama terkait dengan pengibaran bendera Palestina.

Bendera Palestina yang berwarna merah, hijau, dan putih telah membawa simbolisme besar dalam konflik Israel-Palestina. Pada Mei lalu, polisi antihuru-hara Israel memukuli pengusung jenazah di pemakaman jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh, yang ditembak saat meliput serangan militer di kamp pengungsi Jenin. Polisi merobek bendera Palestina dari tangan para pelayat, melempar granat kejut untuk membubarkan massa.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: