Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jelang Panen Raya Beras, Janji Mendag Zulhas: Berapa pun Hasilnya, Saya Borong Harga Tinggi!

Jelang Panen Raya Beras, Janji Mendag Zulhas: Berapa pun Hasilnya, Saya Borong Harga Tinggi! Kredit Foto: Alfida Rizky Febrianna
Warta Ekonomi, Tangerang -

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan bakal menyerap hasil panen beras dari petani lokal sebanyak-banyaknya, sebagai upaya pemenuhan stok cadangan beras pemerintah (CBP).

Zulhas menyampaikan, stok beras hasil impor saat ini baru masuk 70 ribu ton dari target 500 ribu ton sampai akhir Januari ini. Meski begitu, jelang panen raya pada Maret 2023 mendatang, mulai bulan depan pihaknya bakal stop impor beras dan fokus menyerap hasil panen raya.

Baca Juga: Panen Raya Perdana, 6 Juta Ton Beras Sudah Sukses Disumbang Pandeglang!

"(Persiapan anggaran untuk hasil panen raya), berapa pun ada. Berapa saja hasilnya, asal ada barang, dibeli harga tinggi, bukan harga murah," ungkap Zulhas saat ditemui di Tangerang, Banten, Kamis (12/1/2023).

Zulhas lalu berujar, pemerintah kini mengubah peraturan soal harga beli gabah di tingkat petani. Kalau dulu, dibeli dengan harga tertinggi, sekarang dibeli dengan harga terendah.

"Dulu, aturannya, Bulog beli gabah harga paling tinggi, jadi harga paling tinggi Rp4.450 (per kg). Petaninya kan miskin dong, marah dong. Orang beli beras harga paling tinggi Rp8.200 (per kg). Ya kapan petaninya makmur?" pungkas Zulhas.

Ia lalu memberi gambaran soal harga beras setelah adanya perubahan aturan. Kata Zulhas, kalau harga beras di pasar Rp10.000 (per kg), Bulog akan beli Rp10.000 dengan harga jual tetap Rp8.200 (per kg).

"Nanti ada pedagang dan pengecer kan, harga paling tinggi jualnya Rp9.450 (per kg) Jadi, ada subsidi. Kalau Bulog beli Rp11 ribu (per kg), jualnya tetap Rp8.200," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: