Bukti Lingkaran Anies dalam Dugaan Korupsi Bansos Dikuak, Loyalis Ganjar: Mereka Bingung Mengelak...
Pegiat media sosial Rudi Valinka terus mendapatkan sorotan karena menyeruakan adanya dugaan korupsi bansos yang terjadi di DKI Jakarta.
Hal tersebut diduga terjadi pada masa kepemimpinan Anies Baswedan saat pandemi Covid-19 sedang mengamuk di tahun 2020.
Dirinya mengungkit bagaimana isu tersebut kian santer dibicarakan oleh masyarakat, khususnya di media sosial.
“Selamat Pagi ‘Dugaan Korupsi Beras Bansos DKI 2020’. Hampir 2 hari ini sudah 4 juta akun yang membaca kasus ini,” ucapnya dalam unggahannya di Twitter, Rabu, (11/1/2023).
Tak hanya itu, Rudi menyindir para pendukung mantan menteri pendidikan tersebut yang menurutnya seolah terdiam melihat isu itu.
“Media besar yang biasanya asal copas twit viral menjadi diam, BuzzeRp Yohanies yang selama ini Kamikaze bela junjungannya menjadi Bisu. Ada apa yah?,” tandasnya.
Hal tersebut juga dipertanyakan pegiat media sosial Jhon Sitorus yang membalas unggahan Rudi Valinka.
Dirinya yang pendukung Ganjar Pranowo ini menyentil pendukung dari Anies yang menurutnya sedang kebingungan.
“Buzzer Yohannes sedang dig dug serrr. Bingung mau menangkal pake bahasa apa?,” tandasnya.
Diketahui, Rudi Valinka membeberkan temuan dugaan korupsi program bansos pemprov DKI tahun 2020 senilai Rp2,85 Triliun
Dia mengatakan, semua berawal dari informasi whistle blower yang mengabarkan adanya penimbunan beras bansos milik perumda Pasar Jaya tahun anggaran 2020 yang masih tersimpan di Gudang sewaan di Pulogadung.
Latar belakang Bansos DKI tahun 2020 itu kata dia untuk penanggulangan dampak Covid-19 yang terjadi di Jakarta yang diambil dari APBD DKI senilai Rp3,65 Triliun dalam bentuk paket sembako.
Dia menyebut, Dinas Sosial DKI menunjuk 3 rekanan terpilih untuk menyalurkan paket sembako senilai Rp3,65 Triliun lewat Perumda Pasar Jaya, PT food station dan PT Trimedia Imaji Rekso Abadi.
“Porsi terbesar diberikan kepada Perumda Pasar Jaya senilai Rp2,85 Triliun, mengapa,” ujarnya.
Lebih jauh kata dia, tidak ada alasan spesifik mengapa Dinsos DKI memberikan porsi yang sangat besar kepada Pasar Jaya.
“Apakah karena status perusahaan yang masih Perum (perusahaan umum) sehingga lebih mudah untuk administrasi cawe-cawenya, nanti akan kita lihat di penjelasan selanjutnya,” ungkapnya.
Rudi juga mengungkit soal pernyataan Gubernur DKI saat itu soal bansos 2020 yang katanya ada daging sapi yang menurut Rudi bohong.
Dia mengaku telah mendapatkan informasi lokasi gudang penyimpanan beras bansos milik Perumda Pasar Jaya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement