- Home
- /
- EkBis
- /
- Agribisnis
Sumber Gizi Hingga Sejahterakan Petani, Sederet Manfaat Pengembangan Minyak Makan Merah di Indonesia
Minyak makan merah merupakan alternatif produk minyak goreng sawit yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Meskipun belum populer dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, minyak makan merah sudah banyak dikonsumsi di Afrika dan Malaysia.
Melansir laman Palm Oil Indonesia, jika dibandingkan minyak goreng sawit yang banyak dijual di pasar, minyak makan merah memiliki banyak keunggulan gizi dan nutrisi seperti kaya beta karoten (provitamin A) dan senyawa bioaktif/fitonutrien lainnya.
Baca Juga: Malaysia Ancam Hentikan Ekspor Minyak Sawit ke Uni Eropa, Ada Apa?
“Mengkonsumsi minyak makan merah ini akan bermanfaat bagi kesehatan seperti menjaga kesehatan organ mata dan kulit, hingga mencegah stunting,” catat laman Palm Oil Indonesia.
Pengembangan minyak makan merah ini, catat laman Palm Oil Indonesia, bersifat inklusif karena berbasis masyarakat. Selain dari aspek produksi yang dijalankan oleh petani sawit, minyak makan merah ini juga ditujukan untuk konsumsi masyarakat lokal sekitar perkebunan kelapa sawit.
“Produksi yang relatif dekat dengan pasar bahan baku dan pasar output/konsumen berimplikasi pada harga jual minyak makan merah yang relatif lebih murah,” catat laman Palm Oil Indonesia.
Dalam laman Palm Oil Indonesia disebutkan, hal ini menjawab ironi yang dirasakan oleh masyarakat di daerah sentra perkebunan kelapa sawit yang harus membeli minyak goreng sawit dengan harga yang sangat tinggi. Oleh karena itu, masyarakat berpendapatan menengah-ke bawah yang berada di daerah-daerah sentra sawit dapat mengakses minyak makan merah yang bergizi dengan harganya relatif lebih murah.
Baca Juga: Molor Gegara Payung Hukum, Teten Masduki Pede Minyak Makan Merah Meluncur 2023
Bagi petani sawit, catat laman Palm Oil Indonesia, hadirnya industri minyak makan merah ini juga dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kesejahteraan petani sawit. Melalui produksi minyak makan merah, petani sawit rakyat dapat berpartisipasi pada sektor hilir sehingga tidak lagi bergantung hanya pada harga jual tandan buah segar (TBS) ke pabrik kelapa sawit (PKS). Pengembangan produk minyak makan merah berbasis rakyat juga akan meningkatkan bargaining position petani sawit sehingga relatif lebih resilience terhadap dinamika pasar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement