Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyoroti soal tudingan pihak isatana mengintervensi Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk meloloskan Partai Politik. Mahfud menyebut KPU melakukan tindakan bodoh bila mau diintervensi pihak luar. Hal itu terkait tudingan KPU meloloskan Partai Gelora karena permintaan Istana.
"KPU saja yang bodoh kalau mau diintervensi. Kan undang-undang katakan dia independen, ada orang diintervensi oleh parpol, oleh pemda, oleh lurah. Itu bodoh namanya," kata Mahfud MD di lingkungan Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (13/1/2023).
Sebelumnya, perwakilan Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Bersih, Hadar Nafis Gumay, mengungkapkan dugaan kecurangan pemilu pada tahapan verifikasi partai politik saat menghadiri rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi II DPR di Senayan, Jakarta Pusat, pada Rabu (11/1/2023). Dia membawa empat bukti KPU yang memaksakan Partai Gelora harus lolos.
Baca Juga: Lukas Enembe Ngaku Sakit Sebelum Ditangkap KPK, Mahfud MD: Jangan Lagi Dipertentangkan!
Hadar saat itu menyampaikan bukti percakapan instruksi Ketua KPU Hasyim Asy'ari ke KPU daerah di aplikasi pesan Whatsapp terkait verifikasi faktual Partai Gelora. Ketika Hadar menyinggung ada intervensi Istana dan Kemenko Polhukam, RDPU itu langsung dibuat tertutup untuk umum oleh Ketua Komisi II DPR Ahmad Doli Kurnia.
"Pemerintah tidak boleh ikut campur. Itu hoaks juga berita. Katanya ada campur tangan Istana. Saya justru menegur. Tanggal 10 November ada laporan, 'Pak itu KPU tidak adil, partai A suruh masukkan, partai B tidak boleh masuk'. Saya telepon, hanya itu saja," ujar Mahfud.
Mahfud lalu mengaku menelepon Sekretaris Jenderal (Sekjen) Komisi Pemilihan Umum Bernad Dermawan Sutrisno. "Pak Bernard ini ada informasi banyak begini bener ndak? Lalu dijawab, 'Tidak Pak, tegak lurus'," kata Mahfud.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait:
Advertisement