Sudah 11 Bulan Berlalu, Analis: Ukraina-Rusia Tidak Tertarik Pembicaraan Damai
Kiev berulang kali meminta negara-negara global memberikan bantuan bagi warganya yang kini terpaksa bertahan menghadapi musim dingin tanpa listrik dan pemanas. Sementara itu, pakar memprediksi bahwa peluang penyelesaian damai masih jauh.
"Saya pikir taruhan teraman adalah mengatakan bahwa itu akan berlanjut sampai satu pihak dipaksa keluar dari konflik dengan satu atau lain cara," analisa Michael Kimmage, profesor sejarah di Universitas Katolik Amerika kepada Newsweek tentang akhir perang Rusia vs Ukraina.
Baca Juga: Panser Jerman Benar-benar On The Way ke Ukraina, Oh Didesak Amerika?
Dalam sebuah wawancara, Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim, siap untuk menegosiasikan beberapa hasil yang dapat diterima dengan semua peserta dari proses ini.
Namun, beberapa hari kemudian, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan tidak mungkin ada pembicaraan damai yang berhasil kecuali Ukraina menerima aneksasi yang diklaim Rusia atas wilayah Ukraina di Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tegas menolak melepaskan wilayah yang dianeksasi Rusia. Dengan demikian, hambatan terbesar untuk pembicaraan damai adalah bahwa tidak ada pihak yang tampaknya mau mengalah di wilayah tersebut.
"Dalam pandangan saya, baik Putin maupun Zelensky tidak benar-benar tertarik pada pembicaraan damai karena mereka masing-masing berpikir bahwa mereka dapat mengalahkan yang lain," kata Mark N Katz, profesor di Sekolah Kebijakan dan Pemerintahan Schar Universitas George Mason.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait:
Advertisement