Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Panser Jerman Benar-benar On The Way ke Ukraina, Oh Didesak Amerika?

Panser Jerman Benar-benar On The Way ke Ukraina, Oh Didesak Amerika? Kredit Foto: Reuters/Zohra Bensemra
Warta Ekonomi, Berlin -

Kanselir Jerman Olaf Scholz akan mengikuti jejak Presiden Amerika Serikat Joe Biden tentang apakah akan mendukung Kiev dengan tank tempur utama Leopard 2 untuk membantu perjuangannya melawan Rusia, Politico melaporkan pada Rabu (11/1/2023), mengutip sumber anonim.

Inggris mengumumkan akan memberi Ukraina tank tempur utama, dan Polandia mengatakan akan mentransfer satu kompi panzer Leopard 2 ke Kiev “sebagai bagian dari pembangunan koalisi.” Berlin, belum menyetujui ekspor ulang perangkat keras Polandia.

Baca Juga: Saat Jerman Ogah-ogahan, Polandia Gercep Ngadu ke Amerika Soal Ganti Rugi 1,3 Triliun Dolar

Menurut dua pejabat Jerman yang tidak disebutkan namanya, posisi Scholz dalam masalah tersebut "sangat bergantung" pada Biden. Dalam pernyataan bersama pekan lalu, kedua pemimpin mengumumkan bahwa Washington akan menyumbangkan kendaraan tempur infanteri Bradley ke Kiev, dan Berlin akan mengirim sejumlah IVF Marder dan sistem pertahanan udara Patriot.

Mengomentari inisiatif Inggris untuk memasok tank ke Ukraina, juru bicara pemerintah Jerman mengatakan bahwa "tidak ada perubahan dalam situasi sekarang karena langkah yang diumumkan pemerintah Inggris." Dia menambahkan bahwa dia tidak mengetahui adanya permintaan dari sekutu untuk mengirim tank tempur Leopard ke Ukraina.

Dalam beberapa minggu terakhir, Jerman telah menghadapi tekanan yang meningkat untuk menyediakan tank Leopard 2 kepada Ukraina, tetapi enggan melakukannya, dengan Scholz berpendapat bahwa tidak ada negara NATO lain yang mengirim tank jenis ini ke Ukraina, dan Jerman seharusnya tidak menjadi yang pertama. Dia menambahkan bahwa langkah tersebut harus dikoordinasikan dengan sekutu.

Rusia telah berulang kali memperingatkan negara-negara Barat agar tidak mengirim senjata ke Ukraina, dengan alasan bahwa itu hanya akan memperpanjang permusuhan.

Pada Selasa, Sekretaris Pers Kremlin Dmitry Peskov menuduh NATO dan AS "pasti mengambil bagian dalam konflik ini, meskipun secara tidak langsung, melalui perwakilan," karena mereka terus mengirim senjata.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: