Dianggap Jelekkan Pemerintah Soal IKN di Forum Internasional, Warganet Semprot Anies: Sungguh Tak Beradab!
Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dianggap tidak beradab atas pandangannya soal ibu kota negara (IKN). Dalam presentasinya di ISEAS Yusof Ishak–Regional Outlook Forum 2023 di Singapura, Selasa (10/1/2023), Anies menyebut proyek pemindahan IKN dalam konteks demokrasi atau proses politiknya minim peran serta atau keterlibatan dan partisipasi publik.
Pernyataan tersebut disampaikan warganet bernama Toto Kartarahardja. Dia menuding Anies yang juga calon presiden Partai NasDem ini menjelekkan pemerintah bangsanya sendiri di forum internasional.
Baca Juga: Relawan Anies Pasang Badan Soal Dugaan Korupsi Bansos DKI: Silakan...
"Sungguh tak beradab, menjelekkan pemerintah bangsanya sendiri di forum International. Wright or wrong is my country," cuit warganet yang juga pernah menuding HMI adalah ormas binaan PKS dan menyebut jika HMI adalah kadrun ini, melansir FAJAR.CO.ID, Sabtu (14/1/2023).
Diketahui, Toto Kartarahardja juga pernah menuding mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, sebagai Ketua Persiapan Pelaksanaan Penegakkan Syariat Islam di Sulawesi Selatan yang kemudian tudingan itu pun dibantah oleh juru bicara Wakil Presiden periode 2004-2009 dan 2014-2019 itu, Husain Abdullah.
Sebelumnya, mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dan putri Presiden RI Ke-4, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yang juga Direktur The Wahid Institut, Yenny Wahid, menjadi pembicara dalam Panel Discussion of ISEAS Yusof Ishak–Regional Outlook Forum 2023 di Singapura.
Anies mengaku, sebuah kehormatan berpartisipasi sebagai pembicara bersama dengan Yenny Wahid itu. "Sebuah kehormatan dapat berpartisipasi sebagai pembicara dalam Panel Discussion of ISEAS Yusof Ishak–Regional Outlook Forum 2023 bersama dengan Yenny Wahid di Singapura," cuit Anies Baswedan di linimasa Twitternya, dikutip Rabu (11/1/2023).
Menurut Anies, ia dan Yenny Wahid diundang membicarakan reformasi di Indonesia. "Senang bisa kembali berdiskusi dan berbagi pendapat di forum ini. Berbagi panel dan berdiskusi dengan teman-teman lintas negara terkait outlook politik negara-negara di Asia Tenggara. Kali ini, kami diundang untuk membicarakan Reformasi di Indonesia," bebernya.
Anies menjelaskan, di tahun ini Indonesia akan memperingati 25 tahun reformasi. "Tahun ini, 2023, Indonesia akan memperingati 25 tahun gerakan Reformasi sejak tahun 1998, yang menandai berakhirnya rezim otoriter dan dimulainya sistem demokrasi baru," bebernya.
Dia berharap agar perlu dilakukan upaya dan diskusi untuk mengenal, memahami, dan memperbaiki hal yang menjadi isu-isu persatuan di negara. "Dengan segala pandangan politik yang ada saat ini, perlu dilakukan upaya dan diskusi mengenai bagaimana cara kita mengenal, memahami, dan memperbaiki hal yang menjadi isu-isu persatuan di negara," urainya.
Baca Juga: The Power of Capres Nasdem: Anies Paling Banyak Rebut Suara Pendukung Prabowo, Kok Bisa?
Dalam presentasinya di acara diskusi panel lembaga ISEAS Yusof Ishak–Regional Outlook Forum 2023 di Singapura itu, Anies menyebut pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Kalimantan Timur itu dalam konteks demokrasi atau proses politiknya minim peran serta atau keterlibatan dan partisipasi publik. Hal itu sebagai ironi demokrasi karena justru memperlihatkan tanda bahwa demokrasi tidak dipraktikkan secara utuh.
Pernyataan ini menyambung presentasi dari Yenny Wahid yang memaparkan soal indikasi menurunnya kualitas demokrasi di Indonesia, yang sinyalnya muncul dari melemahnya peran serta atau partisipasi publik dalam setiap proses pembuatan keputusan atau kebijakan publik oleh pemegang kekuasaan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait:
Advertisement