Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ramalan Bos IMF: Ekonomi Global Bisa Terbebani hingga 7% Gara-gara...

Ramalan Bos IMF: Ekonomi Global Bisa Terbebani hingga 7% Gara-gara... Kredit Foto: Reuters/Remo Casilli
Warta Ekonomi, New York -

Peningkatan pembatasan perdagangan dan fragmentasi geoekonomi dapat menelan biaya ekonomi dunia 7% dari PDB, Direktur Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva memperingatkan.

"Perkiraan biaya fragmentasi dari penelitian terbaru sangat bervariasi. Biaya jangka panjang fragmentasi perdagangan saja dapat berkisar dari 0,2 persen output global dalam skenario fragmentasi terbatas hingga hampir 7 persen dalam skenario yang parah-kira-kira setara dengan gabungan tahunan gabungan tahunan gabungan tahunan gabungan gabungan tahunan gabungan Output Jerman dan Jepang," kata Georgieva, dalam keterangan resmi IMF, Senin (16/1/2023).

Baca Juga: Kencangkan Ikat Pinggang, IMF: Sepertiga Ekonomi Global Terpukul Resesi Keras 2023

Dia memperingatkan bahwa jika "decoupling teknologi" terjadi, beberapa negara dapat melihat kerugian hingga 12% dari PDB dan dampak penuh kemungkinan akan lebih besar.

Menurut Direktur Pelaksana IMF, ekonomi kecil dan pasar terbuka bisa sangat terpukul dan sebagian besar Asia tetap rentan karena ketergantungannya pada perdagangan terbuka.

"Selain pembatasan perdagangan dan hambatan untuk penyebaran teknologi, fragmentasi dapat dirasakan melalui pembatasan migrasi lintas batas, pengurangan aliran modal, dan penurunan tajam dalam kerja sama internasional yang akan membuat kita tidak dapat mengatasi tantangan yang lebih mengejutkan kejutan yang lebih mengejutkan dunia yang rawan goncangan," kata Georgieva.

Dia menyarankan bahwa aksi iklim, membantu negara -negara yang rentan menangani utang, dan memperkuat sistem perdagangan internasional dapat membantu menghadapi fragmentasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: