Luhut Lagi Luhut Terus... Pertemuan dengan Surya Paloh Terungkap, Refly Harun Sebut Sirkulasi Elite Selalu Melibatkan Luhut, Ada Apa?
Pertemuan antara Ketua Umum NasDem Surya Paloh dan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mencuri perhatian publik. Hal ini karena pertemuan berlangsung di tengah isu NasDem yang akan ditendang Jokowi imbas mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden.
Mengenai hal ini, Pakar Hukum Tata Negara dan Pengamat Politik Refly Harun mengungkapkan, ada anggapan bahwa Luhut akan selalu hadir dalam setiap masalah yang terjadi di kalangan elite di Indonesia.
“Setiap sirkulasi elite di negeri ini konon selalu melibatkan Luhut Binsar Pandjaitan,” jelas Refly melalui kanal Youtube miliknya, dikutip Rabu (18/1/23).
Sebelumnya, Luhut juga dikenal sebagai “Menteri Segala Urusan” mengingat banyaknya jabatan atau posisi yang diberikan oleh Jokowi kepadanya, bahkan beberapa dianggap tak ada kaitannya dengan bidang kementerian yang Luhut pegang.
Kiprah Luhut di kalangan elite ini menurut Refly bukan hanya untuk Golkar saja yang merupakan Partai yang Luhut berada di dalamnya.
“Bahkan lintas partai, tidak hanya untu Golkar saja, dan itu sudah jadi rahasia umum,” ujarnya.
Terkait isi pertemuan Surya Paloh dan Luhut, Refly menduga tak jauh dari pembahasan mengenai Pilpres di mana NasDem ambil langkah berani dan soal Resshuffle.
Refly juga menduga bisa saja NasDem dengan memilih Anies tidak akan ditendang dari kabinet, tetapi ada syarat-syarat tertentu dari Luhut atau pemerintah kepada Surya Paloh.
“Bisa jadi dengan pertemuan ini, menteri-menteri NasDem tidak direshuffle. Tapi dalam politik tidak ada no free lunch (Tidak ada makan siang gratis),” jelasnya.
Di antara kemungkinan skenario yang terjadi menurut Refly adalah gentlemen agreement (perjanjian informasl/tak tertulis) antara Surya Paloh dan Luhut.
Bisa saja menurut Refly karena masing-masing punya jalan berbeda, mereka buat kesepakatan yang jika Paloh gagal bangun koalisi maka dia harus balik dan mengikuti keinginan pemerintah termasuk soal capres yang akan didukung Jokowi.
“Misal karena masing-masing beda jagoan gentlemen agreement-nya ‘You kalau tidak berhasil membangun koalisi balik lagi ya ke istana’,” jelasnya.
Sebagaimana diketahui sampai saat ini, meski mengklaim makin erat, baik PKS dan Demokrat sebagai bagian Koalisi Pengusung Anies Baswedan masih belum melakukan deklarasi layaknya NasDem.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait:
Advertisement