Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Siapa Nguyen Xuan Phuc, Presiden Vietnam yang Mundur Gegara Kasus Skandal Korupsi

Siapa Nguyen Xuan Phuc, Presiden Vietnam yang Mundur Gegara Kasus Skandal Korupsi Kredit Foto: Antara/REUTERS/Kham
Warta Ekonomi, Jakarta -

Komite Pusat Partai Komunis telah menyetujui pengunduran diri Nguyen Xuan Phuc sebagai Presiden Vietnam. Keputusan itu diambil dalam rapat luar biasa komite hari Selasa (17/1/2023), lapor Vietnam Express

Pengumuman itu datang sebagai bagian dari gerakan antikorupsi besar yang membuat beberapa menteri dalam kabinetnya dipecat. Hal ini sejalan dengan pemberantasan korupsi dalam kepemimpinan Phuc yang telah berlangsung di Vietnam selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Skandal Mega Korupsi Vietnam, Banyak Aktor Ditangkap-tangkapi Polisi

Lalu siapakah Nguyen Xuan Phuc? Phuc yang telah berusia 68 tahun menjabat sebagai presiden sejak Kongres Partai ke-13 pada Januari 2021. Dari 2011-2016, dia adalah wakil perdana menteri, sebelum diangkat pada Kongres Partai ke-12 pada awal 2016.

Sebagai perdana menteri, Phuc mengawasi periode pertumbuhan ekonomi yang spektakuler. Selama masa jabatannya, PDB tumbuh sebesar 42 persen dari 257 miliar dolar AS menjadi 366 miliar dolar AS.

Phuc dikenal dan dipercaya oleh investor dan pemimpin asing. Lebih penting lagi, kepemimpinannya selama skandal Covid memungkinkan Vietnam membukukan satu-satunya pertumbuhan ekonomi yang positif di ASEAN pada tahun 2021.

Pada Kongres ke-13 dua tahun lalu, Phuc bersaing untuk menjadi sekretaris jenderal, tetapi tidak mendapat dukungan yang cukup. Mantan Sekretaris Jenderal Nguyen Phu Trong (78), tidak dapat menggalang dukungan untuk penggantinya, Tran Quoc Vuong, yang memimpin Komisi Inspeksi Pusat CPV, yang bertugas menyelidiki korupsi tingkat tinggi.

Politbiro menetapkan Trong sebagai kompromi, setelah bersatu untuk tidak hanya menyangkal Vuong dari jabatan tertinggi, tetapi juga membuatnya tidak terpilih dari badan pembuat keputusan tertinggi negara.

Meskipun kepresidenan sebagian besar merupakan peran seremonial tanpa kekuatan institusional yang signifikan, Phuc membantu meredakan kekhawatiran investor asing dan komunitas bisnis yang merasa gentar dengan penunjukan Pham Minh Chinh (64) sebagai perdana menteri.

Chinh adalah perdana menteri pertama yang tidak menjabat sebagai wakil perdana menteri, dan hanya memiliki pengalaman ekonomi yang terbatas, setelah menjabat sebagai ketua partai provinsi, setelah berkarier di dinas intelijen Kementerian Keamanan Publik.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: