Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dorong Pertanian Berkelanjutan, PAI Berhasil Tekan Penggunaan 1,5 Juta Liter Pestisida

Dorong Pertanian Berkelanjutan, PAI Berhasil Tekan Penggunaan 1,5 Juta Liter Pestisida Kredit Foto: PAI
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pandawa Agri Indonesia (PAI) meluncurkan laporan keberlanjutan (sustainability report) bertajuk Akselerasi Pertanian Berkelanjutan (Accelerating Sustainable Agriculture).

Laporan ini memuat kinerja PAI dalam menjalankan prinsip-prinsip environmental, social, dan governance (ESG) selama tahun 2022 dalam rangka mempercepat transisi pertanian Indonesia menjadi sektor yang lebih berkelanjutan.

CEO Pandawa Agri Indonesia Kukuh Roxa mengatakan agrikultur merupakan salah satu sektor terbesar di Indonesia dan berperan penting dalam krisis iklim yang terjadi karena menghasilkan 19-29% emisi Gas Rumah Kaca secara global.

“Pengurangan penggunaan pestisida dengan reduktan yang kami lakukan ini telah berkontribusi dalam mengurangi hampir 5.000 ton emisi karbon dioksida. Hal ini sejalan dengan target pemerintah untuk dapat mengurangi emisi karbon sebanyak 31,89% dengan usaha sendiri dan 43,2% dengan bantuan internasional di tahun 2030 mendatang,” kata Kukuh di Jakarta, kemarin.

Menurutnya PAI mengedepankan komitmen tiga PRO yaitu protecting the environment atau menjaga kelestarian lingkungan, prospering the people atau menyejahterakan masyarakat dan karyawan, dan promoting responsible businessatau menjalankan bisnis secara bertanggung jawab.

Dalam laporan tersebut, perusahaan mencatat kontribusinya dalam mengurangi lebih dari 1,5 juta liter penggunaan pestisida di lebih dari 2 juta hektar lahan perkebunan di Indonesia dan Malaysia.

Baca Juga: Masuki Musim Panen Raya, Mentan Pastikan Pasokan Beras Melimpah

Dari angka ini, lebih dari 16.500 pekerja semprot dan petani telah terhindar dari paparan berlebih bahan kimia berbahaya yang berasal dari pestisida.  Selain menciptakan terobosan reduktan, PAI juga mengembangkan ekosistem petani swadaya (smallholders) untuk semakin mendorong terciptanya sektor pertanian yang berkelanjutan.

“Kami membentuk ekosistem petani yang end-to-end di hulu kami memfasilitasi petani dengan teknologi PPAI dan di hilir kami mendampingi petani dengan manajemen pasca panen yang terintegrasi. Saat ini PAI telah mengembangkan ekosistem petani padi di Nagekeo, petani kopi di Pagar Alam, dan petani cabe di Banyuwangi,”tambahnya.

Sejumlah petani dampingan PAI lanjut Kukuh mengalami peningkatan produktivitas hasil panen hingga 53% dan pendapatannya meningkat karena hasil panen dibeli dengan harga yang kompetitif.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: