Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Usulan Mendag soal Subsidi Importir Kedelai Bukan Solusi yang Tepat Sasaran

Usulan Mendag soal Subsidi Importir Kedelai Bukan Solusi yang Tepat Sasaran Kredit Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Usulan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan soal subsidi kedelai langsung ke importir dianggap bukan solusi yang tepat sasaran.

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira berpendapat subsidi importir kedelai tidak memberikan manfaat bagi perajin kedelai dan konsumen akhir.

"Kalau [subsidi] importir, lucu juga, pemerintah kok malah mensubsidi impor. Konsumen akhir belum tentu dapat manfaat. Importir disubsidi, tapi harga di perajin bisa lebih tinggi," kata Bhima kepada wartawan di Jakarta, Kami (19/1/2023).

Baca Juga: Ekonom: Harpitnas Bisa Dongkrak Ekonomi Nasional

Menurut Bhima, skema kebijakan tersebut justru akan menimbulkan masalah baru. Ketika importir menerima subsidi, mereka memiliki kuasa untuk bermain dengan margin. "Jadi, transparansi marginnya juga harus diperhitungkan."

Bhima menduga lahirnya wacana subsidi kedelai disebabkan oleh hambatan pendataan di level perajin. Sebab, sebagian besar perajin kedelai berasal dari sektor informal.

Meski begitu, ia tak setuju bila solusi yang diambil adalah pemberian subsidi terhadap importir. Subsidi langsung ke perajin atau konsumen akhir dalam bentuk bantuan sosial tunai akan menjadi solusi lebih tepat sasaran, menurut dia.

"Subsidi dalam bentuk basos tunai untuk mengkompensasi harga tahu tempe yang mungkin naik itu jauh lebih tepat sasaran," ujar Bhima.

Wacana subsidi importir beras keluar dari Mendag Zulhas pada Minggu (15/1/2023). Wacana tersebut berangkat dari keterlambatan impor kedelai oleh Perum Bulog sehingga harga kedelai dalam negeri naik. Oleh karena itu, ia menyarankan subsidi terhadap importir agar pengusaha dapat beroperasi dengan lebih efisien. 

Zulhas berharap kebijakan ini dapat membuat harga kedelai segera turun menjelang puasa dan lebaran 2023.

Namun, usulan Zulhas mendapat banyak kritik, khususnya dari kalangan pengrajin kedelai. Sebab, usulan Mendag bakal makin memperpanjang rantai pasokan. Oleh karena itu, subsidi Rp1.000 per kilogram kepada importir belum tentu akan mengalir ke perajin tahu dan tempe.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: