Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jangan Khawatir, BI Pastikan Inflasi Inti Kembali ke Sasarannya di Semester I 2023

Jangan Khawatir, BI Pastikan Inflasi Inti Kembali ke Sasarannya di Semester I 2023 Kredit Foto: Antara/Fikri Yusuf
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia (BI) meyakini bahwa inflasi inti akan berada dalam kisaran 3,0±1% pada semester I 2023 dan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) kembali ke dalam sasaran 3,0±1% pada semester II 2023.

Keyakinan ini didasari oleh upaya BI yang kembali menaikkan suku bunga acuannya BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 5,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6,50%. Baca Juga: Gas Terus! BI Kembali Naikkan Suku Bunga Acuan di Januari 2023, Sekarang jadi 5,75%

"BI meyakini kenaikan BI7DRR sebesar 225 bps sejak Agustus 2022 hingga menjadi 5,75% ini memadai untuk memastikan inflasi inti tetap berada dalam kisaran 3,0±1% pada semester I 2023 dan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) kembali ke dalam sasaran 3,0±1% pada semester II 2023," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Kamis (19/1/2023).

Adapun pada akhir 2022, inflasi menurun lebih cepat dari yang diprakirakan di mana inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat sebesar 5,51% (yoy), jauh lebih rendah dari prakiraan sesuai dengan Consensus Forecast  6,5% (yoy) pasca penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada September 2022.

Demikian pula inflasi inti tercatat rendah pada akhir 2022 yaitu sebesar 3,36% (yoy) jauh lebih rendah dari prakiraan Bank Indonesia sebesar 4,61% (yoy). Baca Juga: Jadi Kontributor Inflasi, Pasokan Beras Perlu Jadi Perhatian Jelang Ramadan

"Penurunan inflasi IHK dan inti tersebut sebagai hasil koordinasi yang sangat erat antara Pemerintah dan Bank Indonesia melalui respons kebijakan moneter Bank Indonesia yang front loaded, pre-emptive, dan forward looking, didukung dengan pengendalian inflasi bahan pangan bergejolak (volatile food) melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP)," jelas Perry.

Ke depan, BI akan terus memperkuat respons kebijakan moneter, serta terus berkoordinasi dengan Pemerintah guna memastikan penurunan dan terkendalinya inflasi tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: