Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Heboh Cak Nun Sebut Jokowi Firaun, Wakil Menteri Agama Ingatkan Pendakwah Soal Etika: Jangan Serang Kehormatan Presiden!

Heboh Cak Nun Sebut Jokowi Firaun, Wakil Menteri Agama Ingatkan Pendakwah Soal Etika: Jangan Serang Kehormatan Presiden! Kredit Foto: Instagram/Zainut Tauhid
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Menteri Agama (Wamenag), Zainut Tauhid Sa'adi, menanggapi kehebohan atas viralnya video ceramah dari Budayawan muslim Emha Ainun Najib alias Cak Nun yang menyebut Presiden Jokowi sebagai Firaun. Ia pun memberi imbauan kepada para penceramah agama.

"Saya mengimbau kepada siapa pun khususnya penceramah agama untuk tidak menyerang kehormatan atau harkat dan martabat diri presiden dan/atau wakil presiden di depan umum," tegas Wamenag Zainut dalam pesan elektroniknya, Kamis (19/1/2023).

Baca Juga: Jelaskan Sistem Pemerintahan Firaun, Amien Rais Tak Setuju Cak Nun Dipolisikan: Ambil Pesan Moralnya Saja

Dia menegaskan apa pun alasannya tindakan tersebut tidak dibenarkan menurut ajaran agama dan ketentuan hukum. Kebebasan menyampaikan pendapat apakah itu bentuknya kritik maupun saran hendaknya dilakukan dengan cara santun, bijak, dan menghormati etika. Bukan dengan cara yang sarkastik dan melanggar norma susila, hukum dan agama.

"Saya mengimbau kepada para penceramah agama/pendakwah dan tokoh agama hendaknya menjadikan mimbar ceramah sebagai ruang edukasi publik yang mencerahkan dan inspiratif," cetus Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat ini lagi.

Lebih lanjut dia menyebut setiap tokoh agama, ulama, dan penceramah agama mengemban tugas mulia sebagai pewaris para nabi (waratsatul ambiya) untuk melaksanakan tugas amar ma'ruf nahi munkar, yakni mengajak kebaikan serta mencegah kemungkaran melalui jalan dakwah.

Oleh karenanya, ucapnya, dalam melaksanakan tugas dakwah harus dengan cara-cara yang diajarkan oleh Rasulullah SAW yaitu yakni dengan hikmah penuh kebijaksanaan, mau'idhah hasanah dengan pesan-pesan yang baik, dan mujadalah hasanah, yakni berdiskusi atau bertukar pikiran dengan cara yang santun dan bijak.

"Saya kira ketiga hal tersebut bersifat umum yang semua penceramah agama sudah sangat memahaminya. Hanya penerapannya saja yang dibutuhkan kesadaran dan tanggung jawab," terangnya.

Dia mengingatkan tidak boleh atas nama melaksanakan tugas dakwah yang mulia dengan mengungkapkan kata-kata yang kasar, menebarkan ujaran kebencian, hoaks, fitnah, adu domba, bersikap subyektif dan berlaku tidak adil.

Setiap penceramah agama hendaknya bersikap adil dan objektif dalam menilai seseorang. Jangan sampai karena kebencian atau ketidaksukaannya terhadap orang lain menjadikan tidak bisa berbuat adil.

Baca Juga: Lantang Sebut Jokowi seperti Firaun, Apakah Cak Nun Selevel Nabi Musa Jadi Pertanyaan

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surat Al Ma'idah ayat 8.

"Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, membuatmu berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: