“Bagi KIB belum tentu berdampak, RK hanya berdampak pada Golkar Jawa Barat. Sebagai tim sukses, RK akan banyak menguntungkan Golkar dari sisi promosi dan propaganda,” kata Dedi, Jumat (20/1). Meski begitu, RK sempat disebut-sebut oleh sesama anggota koalisi, PAN dan PPP.
“Karena akan sulit memunculkan Capres-Cawapres sesama Golkar, mengingat ada Airlangga yang mendominasi kandidat Capres, juga Cawapres. Jika RK mengejar agenda masuk kontestasi itu semestinya ia bergabung dengan PPP atau PAN,” ungkap Dedi.
Airlangga Cawapres
Setelah bergabung, RK menjabat sebagai Waketum Bidang Penggalangan Pemilih. Tugas RK jelas untuk menggiring opini dan juga memperkuat Partai Golkar. Dia tidak akan berlaga di Pilpres, namun tetap bisa mendapatkan keuntungan dari sini.
“Situasi ini membuka peluang adanya orientasi di luar Pilpres, pertama; RK mengamankan peluang keter-usungan-nya di Pilkada Jawa Barat, mungkin saja RK mengalami kekhawatiran jika tidak bergabung dengan Golkar, maka ia bisa kehilangan momentum Pilkada,” kata Dedi.
Kemudian, kalaupun tidak berlaga di Pilgub, jika Golkar menang, dia pasti akan masuk kabinet.
Sekarang ini, pekerjaan rumah bagi Golkar dan KIB adalah menemukan Capres-Cawapres yang mumpuni. Menurut Dedi, pasangan Ganjar Pranowo dan Airlangga Hartarto adalah yang paling potensial.
“KIB lebih yakin Airlangga duduk di Cawapres, dengan sasaran Capresnya Ganjar Pranowo, ini jika berhasil membangun koalisi dengan PDIP, atau Ganjar keluar dari PDIP,” tandas Dedi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement