Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Al-Qur'an Dibakar Politikus Ekstrem Swedia, PBB Bilang Gak Sopan

Al-Qur'an Dibakar Politikus Ekstrem Swedia, PBB Bilang Gak Sopan Kredit Foto: Reuters/Eduardo Munoz
Warta Ekonomi, Jenewa -

Perwakilan tinggi United Nations Alliance of Civilizations (UNAOC) mengutuk pembakaran Al-Qur'an oleh politisi sayap kanan Swedia-Denmark Rasmus Paludan sebagai tindakan keji.

Pemimpin partai politik sayap kanan Denmark itu melakukan aksi tersebut di luar kedutaan Turki di Swedia di bawah perlindungan polisi setempat pada pekan lalu.

Baca Juga: Bintang UFC Rusia Tunjuk Hidung Esktremis Swedia Pembakar Al-Qur'an: Dia Teroris Islam

“Sementara Perwakilan Tinggi menekankan pentingnya menjunjung tinggi kebebasan berekspresi sebagai hak asasi manusia, dia juga menekankan bahwa tindakan pembakaran Al-Qur'an merupakan ekspresi kebencian terhadap umat Islam,” kata juru bicara badan yang mendorong gerakan melawan ekstremisme Miguel Angel Moratinos.

“Itu (pembakaran Al-Qur'an) tidak sopan dan menghina penganut Islam dan tidak boleh digabungkan dengan kebebasan berekspresi," ujarnya.

Moratinos prihatin dengan meningkatnya diskriminasi, intoleransi, dan kekerasan yang diarahkan terhadap anggota dari berbagai agama dan komunitas lain di berbagai bagian dunia.

Dia menyerukan pembangunan dengan mengedepankan sikap saling menghormati dan promosi masyarakat inklusif dan damai yang berakar pada hak asasi manusia dan martabat untuk semua.

Tak lama setelah Paludan membakar Al-Qur'an, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengutuk otoritas Swedia karena gagal melarang protes tersebut.

“Itu tindakan rasis. Ini bukan tentang kebebasan berekspresi,” katanya dikutip dari Al Jazeera.

Negara-negara Arab  juga mengecam aksi tersebut. "Membiarkan tindakan kebencian yang menghina kesucian dan nilai-nilai Islam sama sekali tidak dapat diterima. Ini tidak lain adalah praktik demagogis yang mempromosikan kebencian dan rasisme serta mendukung agenda ekstremisme dan terorisme," kata Kementerian Luar Negeri Somalia pada Senin (23/1/2023).

Dalam sebuah posting di Twitter, Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mengatakan, kebebasan berekspresi adalah bagian mendasar dari demokrasi. Namun dia menegaskan tindakan yang legal belum tentu sesuai.

"Membakar kitab-kitab suci bagi banyak orang adalah tindakan yang sangat tidak sopan,” katanya.

Sekelompok pengunjuk rasa berkumpul di luar kedutaan Swedia di Ankara selama akhir pekan untuk mengutuk pembakaran Al-Qur'an. Di Bangladesh, orang-orang juga berdemonstrasi menentang insiden tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: