Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

SKK Migas Ungkap Alasan Target Investasi Hulu Migas 2023 Meningkat

SKK Migas Ungkap Alasan Target Investasi Hulu Migas 2023 Meningkat Kredit Foto: Screenshot
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto menyebut bahwa target nilai investasi hulu migas pada 2023 meningkat 26 persen dari 2022 menjadi US$15,5 miliar.

Dwi menilai bahwa kenaikan investasi tersebut sebagai bukti nyata bahwa perubahan itu telah ada, untuk membawa kembali kebangkitan industri hulu migas untuk mencapai milestone baru dengan produksi minyak dan gas terbesar sepanjang masa di tahun 2030.

“Peningkatan investasi ini salah satunya ditunjang dari peningkatan investasi eksplorasi, setelah lebih dari tujuh tahun berada di bawah US$1 miliar, pada tahun 2023 sebesar US$1,7 miliar atau meningkat 112 persen dari investasi tahun 2022. Keberhasilan menemukan cadangan migas yang baru adalah pondasi untuk keberlanjutan industri hulu migas di masa mendatang," ujar Dwi dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (27/1/2023).

Baca Juga: SKK Migas Targetkan Produksi LNG Tahun Ini Tembus hingga 206 Kargo

Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan bahwa pada 2023 dinamika politik global masih belum ada kepastian dengan konflik Ukraina dan Rusia memiliki kecenderungan tensi yang meninggi. 

Menurutnya, pemberlakuan price CAP juga berpotensi menyebabkan berkurangnya pasokan minyak, gas, dan energi lainnya, termasuk ketidakseimbangan pasokan pangan.

Lanjutnya, kondisi di Indonesia yang dialami adalah terjadinya GAP pasokan pada energi minyak yang lebih rendah dibandingkan konsumsi. 

“Saat ini konsumsi energi di Indonesia sudah cenderung normal, pasca pandemi. Kita berharap produksi minyak dan gas bisa diperhatikan dan ditingkatkan semaksimal mungkin, terutama dalam jangka pendek dan memiliki strategi jitu di jangka panjang. Dari produksi migas terlihat ada shortage setiap tahun sekitar 30 ribu barel per hari, shortage jika tidak diatasi akan menukik ke level yang sangat luar biasa," ujar Arifin. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: