Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lampaui Target, PNBP SDA Migas Tembus Rp148,70 Triliun pada 2022

Lampaui Target, PNBP SDA Migas Tembus Rp148,70 Triliun pada 2022 Kredit Foto: Screenshot
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat sepanjang 2022 Pendapatan Nasional Bukan Pajak (PNBP) Sumber Daya Alam (SDA) Minyak dan Gas (Migas) lampaui target yang ditetapkan.

"PNBP SDA Migas sebesar Rp148,70 triliun atau 106,90 persen di atas target," ujar Dirjen Migas Tutuka Ariadji dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (31/1/2023).

Tutuka mengatakan bahwa dengan bergabungnya Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi Lemigas pada tahun 2022, penerimaan negara dari sektor PNBP BLU telah mencapai Rp188 miliar atau 121,29 persen dari target Rp155 miliar.

Baca Juga: Kementerian ESDM Sebut Sepanjang 2022 Berhasil Tawarkan 13 WK Migas 

Lanjutnya, kinerja positif lainnya adalah pemanfaatan gas untuk dalam negeri mencapai 68 persen, pembangunan jaringan gas bumi untuk rumah tangga (jargas) sebanyak 40.877 sambungan rumah (SR) yang tersebar di 12 Kabupaten/Kota dan pendistribusian konverter kit untuk nelayan sebanyak 30.000 paket di 17 provinsi dan paket konverter kit untuk petani yang juga 30.000 paket di 16 provinsi.

Selanjutnya, pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan dalam negeri tahun 2022 mencapai 68% atau 103 persen dk atas target 66 persen. 

"Pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan dalam negeri akan terus ditingkatkan dengan memastikan kesiapan sektor pengguna gas dalam negeri melalui berbagai kebijakan, demi mendukung tumbuh kembangnya industri dalam negeri," ujarnya. 

Sementara lifting Migas yang merupakan komponen dalam perhitungan besaran penerimaan negara, realisasi tahun 2022 mencapai 612 MBOPD untuk minyak 87 persen dari target 703 MBOPD dan 955 MBOEPD 92,18 persen dari target 1003 MBOEPD.

Sedangkan untuk gas bumi, dengan ICP rata-rata sebesar US$97,03 per barel, 97 persen dari target US$100 per barel. Tidak tercapainya target lifting Migas tersebut antara lain karena rendahnya posisi awal atau low entry point pada awal tahun 2022, unplanned shutdown dan delay field onstream pada beberapa proyek.

"Untuk mengatasi hal tersebut, dibutuhkan upaya peningkatan dan pencapaian lifting Migas yang telah dan akan terus dilakukan, antara lain optimasi produksi pada lapangan eksisting, transformasi Resources to Production, mempercepat chemical EOR, eksplorasi masif untuk penemuan besar, serta kemudahan investasi dan insentif," tutupnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: