Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dengerin, Presiden Brasil Usulkan Proposal Damai Ukraina dan Rusia

Dengerin, Presiden Brasil Usulkan Proposal Damai Ukraina dan Rusia Kredit Foto: Reuters/Adriano Machado
Warta Ekonomi, Brasilia -

Dunia harus membentuk kelompok negara yang berfokus pada pencapaian penyelesaian damai antara Rusia dan Ukraina, kata Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva pada Senin (31/1/2023).

Lula menambahkan bahwa, tidak seperti banyak negara Barat, Brasil tidak akan menawarkan senjata ke Kiev.

Baca Juga: Disebut 'Harta Karun', Rusia Beber Pemain Kunci di Balik Proyek Biologi Ukraina yang Dibekingi Amerika

“Penting untuk membentuk kelompok yang cukup kuat untuk dihormati di meja perundingan, dan duduk di kedua belah pihak,” kata presiden yang akrab disapa Lula itu. Dia berbicara di Brasilia, ibu kota negara, setelah bertemu dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz.

Lula menyebutkan G20, klub informal ekonomi terbesar dunia yang mulai bertemu secara rutin setelah dimulainya krisis keuangan 2008.

“Kami ingin mengusulkan [sejenis] G20 untuk mengakhiri konflik Rusia-Ukraina,” katanya seperti dilansir RT.

Brasil akan berusaha,” kata Lula, menambahkan bahwa dia telah membahas masalah tersebut dengan Scholz dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Dia mengaku juga akan berbicara tentang masalah tersebut dengan Presiden AS Joe Biden, Presiden China Xi Jinping dan para pemimpin dunia lainnya.

Pada saat yang sama, presiden Brasil menekankan bahwa negaranya tidak akan mengirimkan senjata ke Ukraina.

Brasil tidak tertarik untuk memberikan amunisi yang akan digunakan dalam perang antara Ukraina dan Rusia. Brasil adalah negara yang damai. Saat ini, kita perlu menemukan mereka yang menginginkan perdamaian, sebuah kata yang sampai sekarang masih sangat sedikit digunakan.

Baca Juga: Joe Biden Siapin Lagi Rudal Jarak Jauh buat Ukraina, Rusia Bakal Murka Nih!

Pekan lalu, Jerman, bersama dengan AS dan beberapa anggota NATO lainnya, berjanji untuk memberi Kiev senjata berat untuk pertama kalinya. Kremlin telah menyatakan bahwa pengiriman hanya akan semakin meningkatkan konflik, dan tank Barat akan "terbakar" di medan perang.

Brasil juga memutuskan untuk tidak menjatuhkan sanksi kepada Rusia setelah Moskow melancarkan operasi militernya di Ukraina Februari lalu.

Pendahulu Lula, mantan Presiden Jair Bolsonaro, mengatakan pada saat itu bahwa pembatasan yang diberlakukan di Rusia oleh AS dan UE "tidak berhasil".

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: