Dibanding Nasdem yang Merapat, KIB Dinilai Lebih Berpeluang Gabung Koalisi Perubahan
Juru bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mohamad Kholid mengatakan jika dibandingkan dengan Partai Nasdem yang merapat ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Kemungkinan yang lebih besar justru sebaliknya.
"Kalau bicara peluang dan situasi yang berkembang saat ini, peluang Golkar bergabung ke Koalisi Perubahan lebih besar, dibandingkan Nasdem bergabung ke KIB," ujar Kholid lewat pesan singkat, Kamis (2/2/2023).
Kedatangan Surya Paloh ke Kantor DPP Partai Golkar dipandangnya sebagai bentuk komunikasi antara partai politik koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Adapun rencana Koalisi Perubahan antara Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS ditegaskannya terus mengalami kemajuan yang tinggal menunggu deklarasinya saja.
"Anies sudah clear diusung oleh tiga partai, Nasdem, PKS dan Demokrat. Jadi secara fondasi, koalisi perubahan lebih maju dan solid," ujar Kholid.
"Koalisi Perubahan sudah jelas bacapresnya Anies Baswedan, posisi ini lah yang menjadi daya tarik partai-partai untuk membuka opsi bergabung dengan Koalisi Perubahan," sambungnya.
Meski begitu, Surya Paloh mengakui bahwa segala kemungkinan masih dapat terjadi terkait koalisi untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Termasuk kemungkinan Partai Nasdem bergabung dengan KIB, bersama Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
"Apakah perlu (Partai Nasdem) akan mungkin bergabung dengan KIB? ya sama-sama mungkin. Mungkin KIB juga bergabung dengan Nasdem kan, jadi probability, kemungkinan itu masih terbuka," ujar Surya di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Rabu (1/2/2023).
Kemungkinan sebaliknya juga dapat terjadi ketika KIB justru bergabung dengan Partai Nasdem.
Baca Juga: Surya Paloh Ungkap Kemungkinan Nasdem Gabung KIB Padahal Sudah Didukung Demokrat dan PKS
Namun ia menekankan, pertemuan Rabu kemarin dengan Partai Golkar dalam upaya menjaga kondusifitas dan komitmen keduanya memprioritaskan kepentingan bangsa.
"Dalam suasana menjelang Pemilu memang multitafsir bisa terjadi di mana saja, kapan saja, oleh siapa saja," ujar Surya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty
Tag Terkait:
Advertisement