Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kementerian ESDM Klaim Kapasitas Terpasang Pembangkit EBT 2022 Lampaui Target

Kementerian ESDM Klaim Kapasitas Terpasang Pembangkit EBT 2022 Lampaui Target Kredit Foto: Unsplash/Andreas Gücklhorn
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengklaim bahwa realisasi kapasitas terpasang dari sumber EBT telah mencapai 12.557 Megawatt (MW) lebih dari target sebesar 12.529 MW. 

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana mengatakan dari jumlah tersebut, 8.680 MW merupakan PLT EBT ongrid atau tersambung dengan jaringan listrik PLN, dan selebihnya atau 3.877 MW adalah PLT EBT offgrid.

"Jadi di tahun 2022 ada 223 MW PLT EBT yang COD, yang beroperasi, di antaranya 62,8 MW dari PLTP Sorik Marapi Unit 3, kemudian 2,6 MW PLT Biomassa PTPN IV, kemudian 11,4 MW dari PLTM Madong, dan 1,3 MW dari PLTS Selayar," ujar Dadan dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (2/2/2023).

Baca Juga: PLN Klaim Siap Pasok Kebutuhan Listrik EBT ke Pusat Data di Seluruh Indonesia

Dadan merinci dari 12.557 MW kapasitas terpasang EBT di 2022 terdiri dari PLT Bayu 154,3 MW, PLTS 271,6 MW, PLT Bioenergi 3.086,6 MW, PLT Panas Bumi 2.355,4 MW, dan PLT Air 6.688,9 MW.

Sementara di tahun 2023, proyeksi kapasitas pembangkit mencapai 12.925 MW, terdiri dari PLT Bayu 154,3 MW, PLT Surya 432,6 MW, PLT Bioenergi 3.144,8 MW, PLT Panas Bumi 2.368,4 MW, dan PLT Air 6.852,2 MW.

Pembangunan PLT EBT yang semakin masif, menurut Dadan, akan mendorong tarif listrik EBT semakin kompetitif.

"Kita sudah sama-sama mendengar sudah ada proyek PLTB baru di Kabupaten Tanah Laut sebesar 70 MW, dengan tarif yang sangat kompetitif. Saya kira supaya ini menjadi salah satu pendorong dan juga menghilangkan stigma bahwa EBT itu mahal," ujarnya. 

Selain rencana pembangunan PLTB Tanah Laut, PLTS di Bali Barat dan Bali Timur dengan kapasitas masing-masing 2x2,5 MW juga akan memiliki tarif yang kompetitif, yaitu sekitar US$5,6-5,7 sen per kWh. 

"PLTS Cirata juga angkanya seperti itu. Kemudian PLTA Saguling malah di bawah US$4 sen per kWh. Kita lihat juga yang tadi saya sampaikan, di Tanah Laut US$5,5 sen per kWh. Jadi ke depan memang kalau ada proyek yang memang produksinya bagus, bisa dieksekusi dengan baik ya akan mendapatkan tarif yang semakin kompetitif," ungkapnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: