Soroti Kasus KSP Indosurya, Ryan Filbert Singgung Gaya Hidup Foya-Foya Manajemen, Penyebab Gagal Bayar?
Kasus KSP Indosurya menyita perhatian publik pada awal tahun 2023 ini. Bagaimana tidak, kasus yang memvonis bebas Henry Surya itu disebut menyebabkan kerugian hingga 23.000 korban nilai yang ditaksir mencapai Rp016 triloun.
Praktisi Pasar Modal, Ryan Filbert, tak luput menyoroti kasus KSP Indosurya ini. Dalam channel YouTube pribadinya, Ryan mengatakan bahwa kasus KSP Indosurya bahkan lebih besar dari kasus binomo dan robot trading yang menggemparkan publik tahun 2022 lalu. Apalagi, KSP Indosurya melakukan penghimpunan dana masyarakat dengan iming-iming bunga tinggi, yakni sekitar 9%-12% per tahun.
Baca Juga: Binomo dan Robot Trading Kalah, Kasus Indosurya Fix Jadi Kejahatan Terbesar di Indonesia dan Dunia!
"Imbal hasil 9%-12% itu akhirnya tahun 2020 mulai batuk-batuk. Pada saat itu bunga deposito di kisaran 5%-7%, sedangkan yang diberikan KSP Indosurya adalah 9%-12%," terang Ryan dalam channel YouTube RF Channel bertajuk "Ada kasus lebih besar! Binomo dan Robot Trading lewat!" disimak pada Jumat, 3 Februari 2023.
Dalam kesempatan itu pula, Ryan menyoroti soal penggunaan dana masyarakat yang dihimpun oleh Indosurya. Tegas Ryan, salah satu yang menjadi permasalahan ialah, masyarakat tidak bisa tahu dengan pasti dana yang sudah dihimpun itu akan digunakan untuk apa, dibisniskan bagaimana. Yang lebih parahnya lagi, bagaimana jika uang tersebut justru digunakan untuk kebutuhan foya-foya para manajemen sehingga membuat Indosurya gagal bayar.
"Yang paling repot itu adalah bisnis di belakangnya jadi tidak jalan dan akhirnya terjadi kegagalan bayar, itu mungkin sesuatu yang masih bisa kita terima. Paling tidak bisa kita terima itu uang yang masuk dipakai untuk foya-foya oleh manajemennya juga mungkin pemegang sahamnya," pungkas Ryan.
Menurut Ryan, gagal dalam sebuah bisnis adalah hal yang biasa. Namun, jika sedari awal Indosurya menghimpun dana diniatkan untuk dipakai secara foya-foya, itu akan membuat para pemilik dana menjadi sangat tidak rela.
"Gagal dari bisnis itu biasa, tapi kalau memang dari awalnya tidak bisa mengelola bisnisnya sehingga dipakai secara foya-foya pasti orang lebih tidak rela lagi. Tujuannya foya-foya untuk pamer dan akhirnya menarik dana lebih besar lagi dan akhirnya tidak mampu bayar," tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait:
Advertisement