Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PMI Manufaktur Bertahan Ekspansif, Anak Buah Sri Mulyani: Berkat Kuatnya Permintaan Dalam Negeri

PMI Manufaktur Bertahan Ekspansif, Anak Buah Sri Mulyani: Berkat Kuatnya Permintaan Dalam Negeri Kredit Foto: Kemenkeu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI melalui Badan Kebijakan Fiskal (BKF) melaporkan sektor manufaktur nasional konsisten ekspansif selama tujuh belas bulan berturut-turut di tengah dinamika perekonomian dunia.

Kepala BKF Febrio Kacaribu mengatakan, Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Januari 2023 tercatat naik menjadi 51,3 dari Desember 2022 sebesar 50,9. Menurutnya, dengan begitu, Indonesia harus tetap opt­imis dengan menjaga sisi permintaan, serta melakukan tindak lanjut hilirisasi dan pengembangan ekosistem di sektor manufaktur.

Baca Juga: Konsumsi Domestik Naik, Aktivitas Manufaktur Bangkit

"Sektor manufaktur yang tetap berada di zona ekspansi menunjukkan daya tahan perekonomian Indonesia di tengah gejolak global dan perlambatan manufaktur yang terjadi di berbagai negara," ujar Febrio, dikutip dari keterangan resmi, Jumat (3/2/2023).

Febrio menuturkan, PMI manufaktur Indonesia pada Januari 2023 mampu melampaui Malaysia yang tercatat di angka 46,5, lalu disusul Vietnam 47,4, Korea Selatan 48,5, Taiwan 44,3, dan Amerika Serikat 46,8. 

Sementara, kata Febrio, tren ekspansif di bulan Januari 2023 juga ditunjukkan beberapa negara lain di kawasan ASEAN, yaitu Filipina 53,5 dan Thailand 54,5. "Output dan permintaan baru di Indonesia mengalami pertumbuhan tercepat dalam tiga bulan terakhir karena permintaan dalam negeri yang tetap kuat," kata Febrio.

Febrio menilai, walaupun permintaan dari sisi ekspor masih agak tertahan, peningkatan permintaan domestik mampu mendorong perusahaan untuk meningkatkan aktivitas pembelian barang input.

"Secara keseluruhan, optimisme pelaku usaha di awal tahun 2023 ini meningkat dibandingkan akhir tahun lalu. Ini tercermin dari peningkatan stok barang input. Selain itu, harga barang input mengalami penurunan walaupun disrupsi pasokan masih terjadi," ujar Febrio.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: