Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nikel Dikelola Asing, Niat Indonesia Jadi Negara Super Power Dunia Bakal Pupus

Nikel Dikelola Asing, Niat Indonesia Jadi Negara Super Power Dunia Bakal Pupus Kredit Foto: PT Gunbuster Nickel Industry (PT GNI)
Warta Ekonomi, Jakarta -

Jusuf Kalla (JK) mengemukakan pernyataan yang cukup mengejutkan terkait investasi asing. 

Wakil presiden ke-10 dan ke-12 RI ini mengatakan dalam hal tersebut kala bertemu dengan pengusaha di wisma Kalla Senin 30 Januari 2023 lalu.

Jusuf Kalla mengatakan bahwa investor asing jangan terlalu dibangga-banggakan apalagi sampai diberi karpet merah. 

Menurut Achmad Nur Hidayat Pakar Kebijakan Publik ini adalah teguran kepada pemerintah Indonesia yang membebaskan investor hingga pekerja asing keluar-masuk Indonesia dengan mudah.

Baca Juga: Menperin Diminta Fokus Awasi Smelter Nikel, Mulyanto: Jangan Takut Sama Luhut!

“Dalam pertemuan dengan para tersebut JK juga menyoroti apa yang terjadi di Morowali dimana adanya bentrok antara pekerja lokal dengan TKA Cina. JK memandang apa yang terjadi di Morowali adalah karena investor asing terlalu diberi keistimewaan,” katanya melalui keterangan tertulisnya, Jumat, (03/02/23). 

“Menarik mencermati apa yang disampaikan JK terkait karpet merah yang diberikan oleh pemerintah terhadap investor asing. Apalagi dalam posisi JK sebagai mantan wakil presiden yang memahami seluk beluk dapur pemerintahan,” tambahnya. 

Peringatan JK tersebut menurut Achmad  bisa menjadi peringatan bahwa Indonesia bisa gagal menjadi negara super power dunia karena nikel dikelola asing.

“Jika kita perhatikan pemerintah saat ini memang terlalu bebas dan memberikan karpet merah dan berbagai privilege terhadap investor asing,” kata dia. 

“Bahkan lahirnya UU Ciptaker adalah bagian dari kebijakan rezim saat ini yang menganak emaskan investor asing dan menganaktirikan anak bangsa sebagai buruh atau pekerja.  Dimana dalam UU Ciptaker tersebut banyak pasal pasal yang menguntungkan investor dan merugikan kelas pekerja,” tambahnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

Advertisement

Bagikan Artikel: