Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

30.000 Mangrove Ditanam di Pesisir Tapanuli Tengah dalam Peringatan Hari Lahan Basah Sedunia

30.000 Mangrove Ditanam di Pesisir Tapanuli Tengah dalam Peringatan Hari Lahan Basah Sedunia Kredit Foto: KLHK

Sementara itu, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik KLHK, Indra Exploitasia, mengatakan aksi tanam 30.000 bibit mangrove dan penyemaian 20.000 bibit kerang merupakan kontribusi yang baik dari mitra terhadap pelestarian keanekaragaman hayati, utamanya di kawasan pesisir.

"Menanam kebaikan dengan melakukan penanaman bibit mangrove akan menjadi kontribusi menuju Visi 2050 Living in Hamony with Nature dan ke depannya kita dapat duduk berdampingan dengan alam," ujarnya.

Baca Juga: Tinjau Konservasi Hutan Mangrove Tahura, Menteri Basuki Tekankan Hal Ini ke Pengelola

Apresiasi juga disampaikan Kepala BBKSDA Sumatera Utara, Rudianto Saragih Napitu. Menurutnya, aksi tanam mangrove merupakan bentuk kepedulian terhadap lingkungan, kesejahteraan masyarakat, dan keberlangsungan hidup selanjutnya.

"Kami memberikan apresiasi kepada para petani, masyarakat, dan juga kepada para mitra yang sangat peduli terhadap lingkungan hidup termasuk keanekaragaman hayati," ujar Rudianto.

Pj Bupati Tapanuli Tengah, Elfin Elyas Nainggolan, yang turut hadir pun menyampaikan apresiasi tak terhingga atas upaya penanaman mangrove "Dari Hati Untuk Bumi".

Baca Juga: Kuatkan Kolaborasi, KLHK Terus Optimalisasi Layanan Taman Nasional Komodo

Kegiatan tersebut dilaksanakan KLHK bersama PT Agincourt Resources (PTAR). Wakil Presiden Direktur PT Agincourt Resources, Ruli Tanio, mengatakan penanaman mangrove ini sangat penting, karena fungsi dan manfaatnya beranekaragam. Dari segi sosial, mangrove juga bermanfaat dalam meningkatkan peluang perekonomian masyarakat Tapanuli Tengah yang sebagian bekerja sebagai nelayan.

"Kami juga berharap aksi tanam mangrove 'Dari Hati Untuk Bumi' dapat membuka peluang meningkatnya perekonomian masyarakat setempat lewat ekowisata hutan mangrove yang berwawasan lingkungan dengan berlandaskan pada aspek konservasi alam serta pemberdayaan ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat lokal," tutur Ruli.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: