Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

30.000 Mangrove Ditanam di Pesisir Tapanuli Tengah dalam Peringatan Hari Lahan Basah Sedunia

30.000 Mangrove Ditanam di Pesisir Tapanuli Tengah dalam Peringatan Hari Lahan Basah Sedunia Kredit Foto: KLHK
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menanam mangrove sebanyak 30.000 bibit di lahan 10 hektare di Desa Aek Garut, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara pada Kamis (2/2/2023) lalu. Aksi tanam mangrove tersebut mengangkat tema "Dari Hati Untuk Bumi", bertepatan dengan peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (Wetlands Day).

Tidak hanya menanam mangrove, KLHK bersama mitra menyemai bibit kerang sebanyak 20.000 bibit yang kondisinya sehat dan segar. Area penanaman mangrove juga mencakup daerah-daerah di Tapanuli Tengah, seperti Kelurahan Kalangan, Kelurahan Kalangan Indah, dan Desa Aek Sitio-tio di Kecamatan Pandan.

Baca Juga: Bappenas Bidik Empat Target Utama Pengelolaan Ekosistem Gambut dan Mangrove 2022-2045

Direktur Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut (PPKPL) KLHK, Dasrul Chaniago, mengatakan pembentukan ekosistem mangrove menjadi penting dilakukan mengingat Indonesia yang merupakan negara kedua dengan garis pantai terpanjang di dunia rentan terhadap perubahan iklim. Berdasarkan Peta Mangrove Nasional tahun 2021, luas eksisting mangrove di Indonesia mencapai lebih kurang 3,3 juta hektar.

"Kami memberikan apresiasi kepada seluruh pihak atas aksi tanam mangrove ini, semoga bukan menjadi yang terakhir. Kami harapkan terus ada dukungan dan juga inovasi lainnya tentang perlindungan pesisir laut," tutur Dasrul dalam keterangannya, Minggu (5/2/2023).

Dalam acara tanam mangrove ini juga menggandeng Kelompok Tani Hutan Mandiri Lestari yang sudah membudidayakan bibit mangrove selama tiga tahun. Bibit yang disiapkan adalah bibit lokal jenis rhizophora berusia 4-6 bulan di persemaian dengan tinggi bibit 50-80 sentimeter.

Baca Juga: Bappenas Luncurkan Dokumen Strategi Nasional Pengelolaan Lahan Basah Ekosistem Gambut dan Mangrove

Jarak tanam bibit 1x3 meter, tetapi tergantung batas air laut surut. Penanaman direncanakan selama 2-3 bulan, sedangkan durasi pemeliharaan 2 tahun dan dapat diperpanjang.

Penanaman mangrove ini sejalan dengan Nationally Determined Contribution (NDC) yang memuat komitmen negara untuk menetapkan target pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca di Indonesia. Salah satunya dengan cara merehabilitasi dan konservasi ekosistem mangrove. Pembentukan ekosistem mangrove sendiri sebagai salah satu penopang ekosistem wilayah pesisir dan penting bagi keanekaragaman hayati.

Sementara itu, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik KLHK, Indra Exploitasia, mengatakan aksi tanam 30.000 bibit mangrove dan penyemaian 20.000 bibit kerang merupakan kontribusi yang baik dari mitra terhadap pelestarian keanekaragaman hayati, utamanya di kawasan pesisir.

"Menanam kebaikan dengan melakukan penanaman bibit mangrove akan menjadi kontribusi menuju Visi 2050 Living in Hamony with Nature dan ke depannya kita dapat duduk berdampingan dengan alam," ujarnya.

Baca Juga: Tinjau Konservasi Hutan Mangrove Tahura, Menteri Basuki Tekankan Hal Ini ke Pengelola

Apresiasi juga disampaikan Kepala BBKSDA Sumatera Utara, Rudianto Saragih Napitu. Menurutnya, aksi tanam mangrove merupakan bentuk kepedulian terhadap lingkungan, kesejahteraan masyarakat, dan keberlangsungan hidup selanjutnya.

"Kami memberikan apresiasi kepada para petani, masyarakat, dan juga kepada para mitra yang sangat peduli terhadap lingkungan hidup termasuk keanekaragaman hayati," ujar Rudianto.

Pj Bupati Tapanuli Tengah, Elfin Elyas Nainggolan, yang turut hadir pun menyampaikan apresiasi tak terhingga atas upaya penanaman mangrove "Dari Hati Untuk Bumi".

Baca Juga: Kuatkan Kolaborasi, KLHK Terus Optimalisasi Layanan Taman Nasional Komodo

Kegiatan tersebut dilaksanakan KLHK bersama PT Agincourt Resources (PTAR). Wakil Presiden Direktur PT Agincourt Resources, Ruli Tanio, mengatakan penanaman mangrove ini sangat penting, karena fungsi dan manfaatnya beranekaragam. Dari segi sosial, mangrove juga bermanfaat dalam meningkatkan peluang perekonomian masyarakat Tapanuli Tengah yang sebagian bekerja sebagai nelayan.

"Kami juga berharap aksi tanam mangrove 'Dari Hati Untuk Bumi' dapat membuka peluang meningkatnya perekonomian masyarakat setempat lewat ekowisata hutan mangrove yang berwawasan lingkungan dengan berlandaskan pada aspek konservasi alam serta pemberdayaan ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat lokal," tutur Ruli.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: