Taruna Merah Putih Provinsi DKI Jakarta menggelar Festival Cap Go Meh Nusantara bertajuk "Perteguh Toleransi, Rekatkan Persatuan, Menjadi Berkah untuk Masyarakat" di Jalan Mangga Besar V Gang Belimbing, Tamansari, Jakarta Barat pada Sabtu (4/2/2023).
Acara yang digagas oleh Bendahara DPD Taruna Merah Putih Provinsi DKI Jakarta Charles Nova dengan dihadiri sekitar ribuan warga itu dikemas dengan berbagai atraksi budaya dan pertunjukkan tari tradisional seperti Barongsai, Seni Bela Diri Wingchun, tarian Dayak hingga hiburan musik bagi warga.
Baca Juga: Dukung Akselerasi Industri Pariwisata Indonesia, Telkomsel Kawal Imlek dan Cap Go Meh 2023 di Kalbar
Dalam sambutannya, Charles Nova mengenang bagaimana peristiwa 98 kelabu yang menyimpan luka mendalam bagi warga dan etnis Tionghoa di Jakarta Barat.
Dirinya juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang kala itu melindungi etnis Tionghoa termasuk rumahnya yang saat itu turut dijaga oleh kerabat dan tetangga.
Hal ini bagi Charles merupakan peristiwa yang perlu direfleksikan agar tidak terulang lagi dan berdampak buruk yang merongrong nilai persatuan dan kesatuan.
"Di kampung saya Gang Blimbing ini, di Taman Sari, jadi bukti tragedi 98 yang begitu pelik, saat peristiwa kelabu itu terjadi, kami dilindungi warga dan saudara di sini. Maka, agenda ini saya gagas agar kita mengenang sejarah sekaligus merayakan keberagaman dan kebhinekaan perlu dirayakan dalam hidup berbangsa dan bernegara," ujar Charles.
Charles juga menegaskan, bahwa keragaman budaya Indonesia perlu lestarikan, agar generasi penerus dapat mengerti keberagaman indonesia, khusunya generasi muda di Taman Sari.
"Berkaca dari peristiwa tragis masa lalu, kita patut bersyukur, bahwa Pancasila tegak berdiri di republik ini. Jadi, perdebatan soal ideologi bangsa sudah clear. Kita hanya perlu menjadi warga yang solid, warga Pancasila yang bersatu menentang narasi-narasi kebencian dan menciptakan hidup yang rukun dan damai" katanya.
Dikatakannya, sebagai warga negara, hendaknya nilai gotong-royong dan persaudaraan perlu diterjemahkan dalam wujud nyata.
"Untuk diketahui, saya selaku seorang pengusaha dari etnis Tionghoa, saat ini sudah memperkerjakan beberapa tetangga saya dan jika diberi kesempatan saya bisa berbuat banyak dan membantu lebih banyak lagi," jelasnya.
Menurutnya, narasi kebencian dan hoax yang dibangun untuk menyudutkan etnis Tionghoa di Indonesia perlu dinetralisir, karena etnis Tionghoa juga memiliki peran penting serta mengharumkan nama Indonesia.
"Tionghoa lain seperti Alan Budi Kusuma, Susi Susanti dan Rudy Hartono membawa nama harum Indonesia, menangis terharu dan bangga begitu bendera Indonesia dikibarkan. Sehingga kadang saya merasa sedih melihat fenomena politik identitas yang ditampilkan belakangan ini hingga merusak nilai toleransi di tanah air," imbuhnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait:
Advertisement