Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

KIB Dinilai Bakal Kehilangan Momentum Jika Tak Segera Umumkan Capres, Masih Menunggu Aba-aba Presiden Jokowi?

KIB Dinilai Bakal Kehilangan Momentum Jika Tak Segera Umumkan Capres, Masih Menunggu Aba-aba Presiden Jokowi? Airlangga KIB | Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Indonesian Politics Research & Consulting Firman Manan mengatakan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) masih akan menunggu arahan dari PDIP dan Presiden Joko Widodo.

Inilah yang membuat koalisi Golkar-PPP-PAN belum akan mengumumkan Calon Presiden mereka dalam waktu dekat. Padahal banyak pihak menunggu langkah politik KIB. 

“Kalau konsisten dengan komitmen awalnya, KIB tidak akan buru-buru menetapkan capres,” tegas Firman, Jumat (3/2). 

Rencananya, KIB yang terdiri dari partai Golkar, PAN dan PPP akan melakukan pertemuan di akhir minggu ini. 

Baca Juga: Rizal Ramli Sebut Politik Pencitraan Hasilkan Presiden Kayak Jokowi, Omongannya Nggak Main-main: Masa Mau Diterusin? Nanti...

“KIB sepertinya tetap menunggu sinyal dari PDIP dan Presiden Jokowi, karena sejauh ini masih bersikap loyal sebagai anggota koalisi pendukung pemerintah. Apalagi untuk capres justru KIB kelihatannya yang paling cair, belum mengerucut ke kandidat tertentu,” ujar Firman. 

Saat ini koalisi Nasdem-Demokrat-PKS bersepakat untuk mengusung Anies Baswedan sebagai Capres. Kemudian Poros Perubahan yang terdiri dari Gerindra-PKB disebut akan mengumumkan Capres bulan depan.

“Makanya, keputusan Ibu Mega yang paling ditunggu. Karena akan menentukan manuver dari partai-partai lain dan kemungkinan format koalisi termasuk potensi jumlah paslon yang akan maju di pilpres,” ungkap Firman. 

Untuk KIB sendiri, firman menegaskan mereka menunggu sinyal, sikap, dan keputusan politik dari PDIP dan Presiden Jokowi. Parpol anggota KIB memiliki kandidat masing-masing. 

Golkar, sesuai Munas mengusung Ketua Umum Airlangga Hartarto sebagai Capres. PAN dan PPP, meski mendorong Ketum mereka menjadi capres, namun menunjukkan dukungan pada Erick Thohir dan Sandiaga Uno. 

Cawapres Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) Nyarwi Ahmad mengungkapkan Golkar akan mendapati beberapa pilihan dalam Pilpres 2024. 

Utamanya, seusai Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Kang Emil/RK) dan mantan Gubernur Jawa Timur Soekarwo (Pakde Karwo) bergabung dalam partai berlambang pohon beringin itu. 

“Dalam konteks pilpres, saya kira semakin banyak kepentingan, juga akan semakin banyak tantangan bagi Golkar untuk memformulasikan agendanya dalam pilpres," terang pakar pemasaran dan komunikasi politik Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.

Alternatif pertama, Golkar bisa mengajukan Ketum Airlangga Hartarto sebagai calon presiden dengan segala resiko dan keuntungannya. 

Baca Juga: Jika Hanya 'Tendang' Anak Buah Surya Paloh karena NasDem Pilih Anies Baswedan, Nama Jokowi Sendiri yang Akan Jadi Taruhannya, Siap-siap!

“Kira-kira misalnya mencalonkan ketum harga mati, mau tidak mau harus Airlangga," ujarnya. 

Golkar juga bisa mencoba alternatif lain dengan mengusung nama baru lewat mekanisme konvensi. 

“Ada alternatif lain lewat konvensi. Atau Golkar sedang mencari tokoh lain,” ungkapnya. 

Kendati demikian, kata Nyarwi, Golkar tidak punya tradisi untuk kalah total dalam ajang pemilu. Sedangkan dalam pilpres ada dua bursa yakni bursa capres dan bursa cawapres. 

Oleh karena itu, terbuka kemungkinan Golkar akan bermain di bursa yang mempunyai peluang menang lebih besar. 

Baca Juga: Pengamat Sebut KIB Tidak Akan Umumkan Capres-Cawapres dalam Waktu Dekat, Tunggu Arahan Jokowi?

“Bisa jadi Golkar ketika gagal bermain di bursa capres, bisa jadi punya banyak stok untuk bermain di cawapres. Itu saya kira peluang-peluang yang bisa dipertimbangkan," pungkas Syarwi Ahmad.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

Advertisement

Bagikan Artikel: