Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Octopus Bergabung dalam Program Perdana GFS Accelerator 2023

Octopus Bergabung dalam Program Perdana GFS Accelerator 2023 Woman using MacBook Pro on her laptop. | Kredit Foto: Unsplash/Rawpixel
Warta Ekonomi, Jakarta -

Startup Indonesia yang berfokus pada pengelolaan dan daur ulang sampah, Octopus berhasil lolos seleksi dan menjadi satu dari 12 tim yang akan mengikuti program Google for Startups (GFS) Accelerator: Circular Economy tahun 2023. 

Program tersebut merupakan program untuk mendukung startup dan organisasi nirlaba di Asia Pasifik dan Amerika Utara dalam upaya untuk menciptakan ekonomi sirkular dan membangun masa depan yang berkelanjutan tanpa pemborosan.

Nantinya, kedua belas tim yang terpilih akan diberikan pelatihan, mentoring, dan juga insight dari Google serta mentor eksternal selama tiga bulan ke depan dalam menggunakan teknologi untuk menangani berbagai area masalah yang kompleks mulai dari limbah makanan dan mode busana hingga daur ulang dan produk yang dapat digunakan kembali.

Baca Juga: Startup Tenaga Kerja India BetterPlace Segera Ekspansi ke Indonesia

"Bergabung dengan Google for Startups Accelerator memberikan kesempatan bagi kami untuk belajar lebih banyak dari Google serta masuk ke jaringan ekosistem yang dapat membantu mengakselerasi Octopus yang tengah berkembang pesat. Salah satu topik yang membuat kami tertarik adalah yang terkait tentang acquiring new customer atau pun new consumers," tutur Co-Founder & CEO Octopus Indonesia Moehammad Ichsan dalam siaran pers pada Selasa (7/2/2023).

Pada Oktober 2022, Google telah mengumumkan GFS Accelerator baru yang mendukung startup dan organisasi nonprofit di Asia Pasifik dan Amerika Utara yang berusaha memecahkan tantangan terkait ekonomi sirkular yang bertujuan untuk meminimalisir sampah, memperpanjang masa pakai produk dan bahan baku, serta membantu meregenerasi sistem alam. Model ekonomi sirkular ini didasarkan pada prinsip mengurangi, menggunakan kembali, memperbaiki, meremajakan, juga mendaur ulang bahan baku dan produk.

Terkait ini, Ichsan turut menyampaikan bahwa ekonomi sirkular merupakan hal yang baru di Indonesia sehingga untuk mendapatkan konsumen atau pengguna aplikasi masih merupakan suatu tantangan terbesar yang dihadapi Octopus. Melalui program ini, Ichsan berharap Octopus dapat mempelajari strategi untuk menarik minat pengguna dalam memanfaatkan platform Octopus secara berkelanjutan.

Berbagai perusahaan dan organisasi di leuruh dunia kini mulai mengambil langkah untuk beralih dari model ekonomi linear yaitu model "ambil, buat, buang" menuju ekonomi sirkular. Head of Startup Ecosystem SEA, SAF, and Greater China Region Thye Yeow Bok menyampaikan bahwa saat ini Google tengah mencari berbagai cara untuk memaksimalkan penggunaan kembali sumber daya di seluruh operasi, produk, dan supply chain miliknya. Selain itu, Google juga membantu berbagai pihak yang ingin bersama-sama melakukannya dengan cara mendukung startup yang berusaha membangun ekonomi sirkular.

"Di Indonesia, industri sampah yang dikelola oleh para pemulung atau pekerja informal masih menjadi kunci pengelolaan sampah di negara ini, terutama di daerah pedesaan di mana sistem pengumpulan sampah secara konvensional belum diterapkan. Octopus memberikan solusi yang membuat pengumpulan sampah informasi lebih mudah diakses dan efisien. Hal ini memudahkan individu maupun organisasi mendukung upaya daur ulang sampah di Indonesia. Ini yang membuat kami sangat senang untuk mendukung dan membantu memperluas upaya mereka," kata Bok.

Sementara itu Managing Director Tech Sustainability Estee Cheng menyampaikan bahwa daur ulang berperan penting dalam memajukan ekonomi sirkular. Ujarnya, "kini makin banyak perusahaan yang memikirkan aspek teknis dan desain produk mereka sejak dini dan mengintegrasikan aspek kedaurulangan ke dalam produk mereka sejak awal untuk mendukung konsep ekonomi sirkular. Artinya, ketika suatu produk mencapai akhir masa pakainya, produk tersebut dapat diubah menjadi produk baru."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: