Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

WHO Ramalkan Dampak Parah dari Gempa Turki dan Suriah: Kenai 23 Juta Orang

WHO Ramalkan Dampak Parah dari Gempa Turki dan Suriah: Kenai 23 Juta Orang Kredit Foto: Reuters/Ihlas News Agency
Warta Ekonomi, Ankara -

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa hingga 23 juta orang dapat terkena dampak gempa bumi yang melanda Turkiye dan Suriah.

Jumlah kematian telah mencapai 5.000 dan dapat membahayakan lebih banyak lagi dalam jangka panjang, termasuk lima juta orang yang sudah rentan, seorang pejabat senior memperingatkan.

Baca Juga: Simak Nih Sederet Bantuan Kemanusiaan China untuk Korban Gempa Turki

Gempa tersebut menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur sipil dan kesehatan di wilayah yang terkena dampak, Dr. Adelheid Marschang, petugas darurat senior WHO, melaporkan selama pertemuan komite eksekutif badan internasional, Selasa.

Organisasi percaya bahwa Suriah mungkin paling menderita dari "kebutuhan yang tidak terpenuhi" dalam jangka pendek dan jangka menengah, kata Marschang pada pertemuan di Jenewa, seperti dikutip oleh AFP.

Sekretaris Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus berjanji bahwa badan tersebut akan “bekerja sama dengan semua mitra untuk mendukung otoritas di kedua negara pada jam dan hari kritis ke depan, dan dalam bulan dan tahun mendatang saat kedua negara pulih dan membangun kembali.”

Gempa berkekuatan 7,8 skala Richter mendatangkan malapetaka di seluruh Turkiye selatan dan Suriah utara pada hari Senin, dan diikuti oleh puluhan gempa susulan dan gempa kedua di patahan terdekat, yang menyebabkan kerusakan lebih lanjut.

Banyak bangunan runtuh, menewaskan ribuan orang dan menjebak banyak lainnya di bawah reruntuhan.

Upaya penyelamatan di Suriah terhambat oleh kerusakan infrastruktur sipil negara itu selama satu dekade konflik yang dipengaruhi asing.

Washington memberlakukan sanksi ekonomi terhadap pemerintah di Damaskus, yang ingin diganti selama permusuhan.

Langkah-langkah tersebut disalahkan karena menghambat upaya bantuan, pemulihan dan rekonstruksi di daerah-daerah yang berada di bawah kendali pemerintah.

Banyak kritikus, termasuk pejabat PBB, mengatakan pembatasan itu melanggar hak asasi manusia Suriah.

Diperkirakan pasukan AS dan sekutunya menguasai sekitar sepertiga wilayah Suriah, termasuk bagian yang kaya akan minyak dan tanah subur.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: