Selain menyasar sektor Industri, Darmawan menjelaskan strategi PLN dalam menjaga pertumbuhan konsumsi listrik juga melalui sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan, yakni program electrifying agriculture. Tak ayal, program agrikultur modern berbasis energi listrik ini sukses menyumbang penjualan sebesar 0,31 TWh.
"Melalui program electrifying agriculture, PLN juga mendorong inovasi pada sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan agar masyarakat yang sebelumnya menggunakan alat-alat mesin pertanian berbasis fosil, mahal dan merusak lingkungan menjadi berbasis listrik, murah dan ramah lingkungan," jelasnya.
Baca Juga: PLN Berikan Listrik Hijau ke Perusahaan Data Center di Riau
Selain itu, untuk bisa mendorong pertumbuhan konsumsi listrik di sektor pelanggan rumah tangga dan retail, PLN menjalankan program intensifikasi program pemasaran, seperti promo tambah daya yang menyumbang penjualan sebesar 1,31 TWh.
Secara regional, Darmawan juga mengatakan penjualan listrik selama tahun 2022, seluruh wilayah mengalami peningkatan. Wilayah Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara (Sulmapana) menjadi paling pesat pertumbuhannya, dengan 9,34 persen atau 20,34 TWh. Hal ini menjadi sinyal pertumbuhan industri di wilayah timur Indonesia mulai bergeliat.
Baca Juga: PLN Akan Tambah Pasokan Listrik 170 MVA ke Smelter di Sulsel
Sementara itu, wilayah Sumatera dan Kalimantan tumbuh sebesar 6,43 persen atau 56,05 TWh dan regional Jawa, Madura, dan Bali sebesar 5,78 persen atau 194,42 TWh.
"Sebuah kehormatan bagi PLN dapat menjadi bagian dalam pemulihan ekonomi nasional pascapandemi. Capaian pertumbuhan penjualan listrik pada tahun 2022 menjadi bukti nyata bahwa kita bersama berhasil menjaga stabilitas di tengah kondisi pandemi dan geopolitik global yang tidak menentu," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait:
Advertisement