Begitupun dengan mekanisme early warning system juga dibangun, sehingga risiko keterlambatan pengiriman pasokan batu bara dapat diminimalisasi.
"Dengan sistem seperti ini maka jika ada potensi kegagalan pasokan karena ketersediaan batu bara maupun armada angkutannya, akan dapat dideteksi lebih dini. Bahkan setiap pergerakan pasokan energi primer dapat termonitor secara digital," ucapnya.
Dengan pembenahan tersebut, pembangkit batu bara sebagai first line of defence punya stok yang bahkan di atas titik aman, yaitu sudah berada di atas 20 HOP.
Selain itu, cadangan gas dan cadangan BBM sebagai second line dan third line of defence juga dipastikan aman, dan selalu siap kapan pun dibutuhkan.
"Jika kita bandingkan dengan Pakistan. Di sana stok energi primer pembangkitnya yaitu gas sangat terbatas. Ditambah Pakistan sedang mengalami tekanan ekonomi, sedangkan energi primernya didominasi impor tanpa kesiapan pasokan, tidak ada kontrak jangka panjang, maka stok pun semakin terbatas. Ketika ada fluktuasi demand listrik, maka pasokan kelistrikan akan down dan tidak mampu recover karena tidak cukupnya stok energi primer," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti
Advertisement