Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rakyat Turki Murka, Giliran Erdogan Terancam

Rakyat Turki Murka, Giliran Erdogan Terancam Seorang pria Suriah menangis saat dia duduk di atas puing-puing bangunan yang runtuh di kota Jindayris yang dikuasai pemberontak pada 7 Februari 2023, menyusul gempa mematikan. | Kredit Foto: AFP
Warta Ekonomi, Ankara -

Upaya Pemerintah yang menerjunkan tim SAR untuk mencari korban selamat akibat gempa bumi besar yang menggoyang Turki dan Suriah, dianggap belum cukup. Rakyat Turki marah dan menuding Presiden Recep Tayyip Erdogan lamban menangani para korban gempa.

Para ahli khawatir, jumlah korban akan semakin meningkat. Apalagi hawa dingin yang saat ini melanda, menghambat pencarian ribuan orang yang masih tertimpa bangunan. Korban juga terancam karena terbatasnya ma­kan dan minuman.

Baca Juga: Pakar Swiss Bilang Bukan Kebetulan, Fakta-fakta Gempa Turki dan Patahan Anatolia Timur Dibongkar

“Tim penyelamat mencari korban selamat di lokasi bangunan yang runtuh dalam kegelapan di Kota Adiyaman dengan suhu­ di bawah titik beku,” kata lembaga Penyiaran Turki dikutip Reuters.

Tak hanya menelan korban jiwa, gempa menyebabkan sekitar 6.000 hingga 7.000 bangunan runtuh, termasuk apartemen.

Menurut salah satu pejabat Turki, sekitar 13,5 juta orang terkena dampak gempa yang membentang sekitar 450 km, mulai dari Adana di barat hingga Diyarbakir di timur.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dituding terlambat mem­­berikan bantuan terhadap korban gempa. Ini akan menjadi kesan buruk di tengah pesiapan pemilihan presiden yang akan digelar pada 14 Mei mendatang.

Seorang pejabat Turki mengatakan kepada Reuters, hal itu membuat masyarakat marah.

“Dengan kemarahan yang membara atas keterlambatan pengiriman bantuan dan upaya­ penyelamatan yang sedang ber­­langsung, bencana tersebut­ kemungkinan besar akan mempe­nga­ruhi pemungutan suara jika te­rus berlanjut,” kata pejabat itu.

Bencana ini datang saat eko­­nomi Turki sedang tidak baik-baik saja. Inflasi masih tinggi, 57,7 persen.

“Jika ada salah penanganan da­­lam upaya­ penyelamatan, mas­­yarakat akan frustrasi dan akan ada reaksi­ per­golakan,” ujar pendiri Crib­stone­ Strategic Macro, Mike Harris, dikutip dari CNBC International.

“Masalah lainnya adalah gedung-gedung yang te­lah­ runtuh. Sejauh ini dibangun di bawah kode baru dan pihak berwenang tidak memberlakukan wajib­ peraturan itu. Ini pukulan serius bagi Erdogan sehingga ia kehilangan kendali atas narasi­nya,” lanjut Harris.

Kisah pilu juga datang dari Suriah utara.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: