Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

IPK Indonesia Terendah Sepanjang Sejarah, Tapi Presiden Jokowi Ungkap Investasi Asing Meningkat, Said Didu: Jangan Senang Dulu…

IPK Indonesia Terendah Sepanjang Sejarah, Tapi Presiden Jokowi Ungkap Investasi Asing Meningkat, Said Didu: Jangan Senang Dulu… Kredit Foto: Instagarm/Said Didu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indonesia berhasil mencatatkan sejarah kelam dimana menurut data Corruption Perception Index (CPI) atau Indeks Persepsi Korupsi (IPK), Indonesia hanya mendapatkan nilai 34 dari 100 yang membuat penilain ini menjadi penilaian terendah sepanjang sejarah. 

Mantan pegawai KPK, Aulia Postiera pun memberikan penjabarannya atas pentingnya nilai IPK bagi indonesia dan bukan sekedar angka. 

“IPK itu kan indeks persepsi korupsi yang dikeluarkan oleh Transparency International, biasanya itu markasnya di Berlin, Jerman dan di indonesia juga ada perwakilannya sebenarnya,” jelasnya seperti dilansir dari Youtube Channel Novel Baswedan Senin, (13/02/23). 

Baca Juga: Sudah Ada 'Tanda Alam', Pengamat Sebut Gibran Punya Potensi Besar Lanjutkan Kesuksesan Jokowi: Siap Melanjutkan

“Nah kita bicara kenapa IPK itu penting? Saya nggak ngomong jauh-jauh dulu karena pada dasarnya IPK itu sebagai alat ukur global,” tambah dia.

Aulia mengatakan, dengan IPK yang rendah maka negara asing yang mau berinvestasi akan berpikir dua kali untuk meletakan uang mereka ke negara yang korup.

“Jadi ketika suatu negara dia mau investasi di suatu negara lain sebagai salah satu pertimbangan dia tentu melihat tingkat korupsi di negara tersebut. Karena, mau nggak dia dengan negara umpan tempat dia akan investasi justru korupsinya tinggi?”

Hal senada juga disampaikan oleh Mantan Sekretaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Muhammad Said Didu atau Said Didu.

Ia menjelaskan, IPK ini datanya diperoleh dari persepsi orang yang mau berinvestasi di negara asing.

“Saya pikir itu itu sama dengan mengumumkan ke dunia bahwa investor yang mau bersih, bagus bisnisnya, janganlah datang ke Indonesia, seperti itu,” kata dia.

“Tapi dibalik itu kan pemerintah menyatakan investasi kita naik, itu kalau ditelusuri ya sama dengan menyatakan berarti investor yang masuk sekarang ini adalah investor yang good governance-nya jelek atau kasarnya investor yang korup juga,” tambahnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

Advertisement

Bagikan Artikel: