Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ahli Ingatkan Para Tokoh Politik Tak Terjebak Sifat ‘Playboy Politik’ Presiden Jokowi: Anies Bisa Saja Dapat Restu

Ahli Ingatkan Para Tokoh Politik Tak Terjebak Sifat ‘Playboy Politik’ Presiden Jokowi: Anies Bisa Saja Dapat Restu Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Komunikolog politik dan hukum nasional, KRT Tamil Selvan menyebut tabiat Presiden Jokowi yang bak playboy yang kerap memberikan rayuan dukungan kepada sejumlah tokoh politik. 

Jokowi sendiri secara terang-terangan memberikan sinyal kepada Prabowo Subianto saat menghadiri HUT Perindo dengan narasi 'kelihatannya setelah ini jatah Pak Prabowo'.

Kemudian pernyataan  Jokowi "mungkin yang kita dukung ada di sini' saat Rakernas V Projo yang dihadiri Ganjar Pranowo. 

Sinyal senada ditujukan Jokowi kepada Airlangga Hartarto dalam HUT ke-58 Partai Golkar maupun Yusril Ihza Mahendra pada Rakornas PBB baru-baru ini.

Baca Juga: Tiga Periode Bangkit Lagi, Amien Rais Peringatkan Keras Jokowi: Nanti Ketika Ajal, Malah Malu Besar!

Di kala Jokowi disebut seolah berseberangan dengan Anies Baswedan, Tamil justru berpendapat sebaliknya. Dukungan Partai Nasdem kepada Anies juga tak lepas dari restu Jokowi. 

Tujuannya, jelas Tamil, untuk membendung aksi dukungan kelompok radikal yang akan membuat situasi politik menjadi panas menjelang 2024.

"Justru Nasdem ini mengamankan Anies dari dukungan kelompok radikal tertentu yang berpotensi membuat kegaduhan di ruang publik. Mengingat pilpres baru diadakan tahun depan, maka saya berhipotesa tentu langkah Nasdem ini atas restu Jokowi sebagai strategi stabilitas sosial," ungkap dosen Universitas Dian Nusantara ini melansir dari Akurat.co, Selasa (14/2/202).

Baca Juga: Ferdy Sambo Divonis Hukuman Mati, Jokowi Langsung Diwanti-wanti: Segeralah Turun Mesin!

Kang Tamil, biasa disapa, menilai reaksi Jokowi seolah tidak sepakat dengan langkah Nasdem juga bagian dari dramaturgi politik yang harus diperankan di ruang publik. 

Hal ini divalidasi dengan batalnya rencana reshuffle kabinet yang digadang-gadang untuk mengkebiri menteri asal Nasdem.

"Di panggung depan tentu Jokowi harus bersikap seolah menolak, sehingga dramaturgi politik terjadi. Sementara di panggung belakang ada restu yang berjalan. Maka dari awal saya katakan tidak mungkin menteri Nasdem di reshuffle, justru saat ini Nasdem memiliki jasa lebih kepada Jokowi," terangnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

Advertisement

Bagikan Artikel: