Meski Berpotensi Tumbuh, Asuransi Syariah Masih Hadapi Empat Tantangan Ini
Industri asuransi syariah diprediksi bakal tumbuh 9% hingga 11% pada tahun ini. Prediksi tersebut diungkapkan oleh Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI).
Sama halnya dengan AASI, Prudential Syariah juga optimistis terhadap potensi industri asuransi syariah. Chief Financial Officer Prudential Syariah Paul Seto Kartono mengungkapkan industri asuransi syariah bisa tumbuh enam hingga 10 kali lipat bila pendapatan per kapita Indonesia menyentuh angka US$5.000.
"Pada saat income GDP per kapita itu menyentuh US$5.000, maka asuransi akan melonjak menjadi kebutuhan sekunder," ujar dia saat acara workshop media di Bogor, Kamis (16/2/2023).
Baca Juga: Industri Asuransi Tahun Ini Berpotensi Cerah, Prudential Syariah Susun Strategi Perluasan Pasar
Namun, meski memiliki potensi tumbuh, asuransi syariah masih menghadapi sejumlah tantangan.
Paul merangkum setidaknya terdapat empat tantangan yang dihadapi oleh industri asuransi syariah di Tanah Air.
Literasi
Mengutip laman resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 menunjukkan tingkat literasi keuangan secara keseluruhan mencapai 49,68%. Namun, tingkat literasi untuk keuangan syariah berada jauh di bawah angka tersebut, yakni hanya 9,14%.
Dalam industri asuransi itu sendiri, Paul melihat masih adanya kecenderungan masyarakat Indonesia untuk lebih memilih produk asuransi konvensional.
"Bahkan umat Muslim juga masih banyak yang lebih memilih asuransi jiwa konvensional, karena satu dan lain hal, dibanding asuransi syariah," ujar Paul.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti
Advertisement