Jokowi Dihujam Kritik Soal Pro Transportasi Massal Kereta Cepat Jakarta Bandung, Warganet: Logikanya Putus-putus
Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi adanya pembengkakan biaya pembangunan Kereta Cepat Jakarta - Bandung (KCJB) kini jadi gunjingan di media sosial.
Pasalnya, hasil audit BPKP, pembengkakan biaya ditaksir senilai USD USD1,2 miliar atau Rp18,2 triliun.
Baca Juga: Rasa Pilpres Bakal Hambar Gegara Jokowi dan Orang-orangnya, Parahnya Rakyat Bisa...
Meski demikian, Presiden Jokowi mengatakan pemerintah perlu tetap memprioritaskan pembangunan infrastruktur transportasi umum. Tujuannya agar mengurangi emisi yang dihasilkan dari kendaraan pribadi.
"Kita harus pro terhadap transportasi massal, bukan kendaraan pribadi, tapi harus pro terhadap transportasi masal, sehingga yang namanya MRT, LRT, Kereta Api, KCIC itu menjadi sebuah keharusan bagi kota besar," ujar Presiden Jokowi disela kunjungan pada pembukaan IIMS, Rabu, 15 Februari 2023.
Menanggapi hal itu, pengamat sosial politik, Antonius Boediono, menyampaikan kritikannya. Menurutnya, jika benar presiden Jokowi mendukung transportasi massal seharusnya dibarengi dengan penghentian produksi kendaraan roda empat.
"Saya hanya mengusulkan saja jika Bangsa ini benar-benar Pro Transportasi Massal sebaiknya Pemerintah menghentikan produksi Kendaraan R4 yang berbasiskan LCGC dan kendaraan Pribadi ~ Stop seluruhnya kemudian alihkan ke Public Transportation #hening," tulis Antonius Boediono melalui akun twitternya @asboedionoid, dikutip fajar.co.id, Sabtu malam (18/2/2023).
Cuitan Antonius pun ramai dikomentari warganet. Umumnya mereka setuju dengan usulan tersebut. Ada pula yang menganggap Presiden Jokowi hanya manis di bibir sebab, biaya yang harus dikeluarkan warga untuk menggunakan kereta cepat terbilang sangat mahal.
"18 triliun, pro transportasi massal, saat di pameran mobil agar produsen banyakin ekspor..logikanya ko putus2 gitu ya. Penasaran, coba sekali2 beliau buat tulisan di koran? Pengin belajar dari beliau..," balas salah satu warganet.
"Transportasi massal tapi gak murah, kiro2 masuk akal gak sih?," kritik lainnya.
"Mana ada pro transportasi massal, klo pro chikom mungkin "ya"," sindir lainnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Advertisement