Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Riset University of Georgia Tunjukkan Komoditas Kedelai Tidak Ramah Lingkungan

Riset University of Georgia Tunjukkan Komoditas Kedelai Tidak Ramah Lingkungan Kredit Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Beragam penelitian yang dilakukan negara-negara Uni Eropa dan Amerika Serikat sering kali menuding dan memojokkan kelapa sawit sebagai sumber kerusakan lingkungan. Tidak hanya itu, kelapa sawit juga dituduh menjadi salah satu sumber terbesar penyebab meningkatnya emisi gas rumah kaca. Berbagai isu, termasuk kedua isu tersebut, masih berlangsung dan menjadi perdebatan panjang untuk kelapa sawit. 

Lantas, apakah kemudian minyak kedelai sebagai saingan terdekat minyak sawit dianggap ramah lingkungan? Ternyata, baru-baru ini, dalam sebuah studi yang dilakukan para periset di University of Georgia, ditemukan fakta bahwa komoditas kedelai juga tidak ramah lingkungan. Para peneliti beranggapan bahwa sebagian besar tumbuhan kedelai yang dikembangkan, ditanam di beberapa negara belahan dunia, termasuk India.

Periset dan Profesor di Franklin College, Amy Trauger, menyatakan, tidak ada yang berkelanjutan tentang model bisnis berbasis tumbuhan ini sebab kedelai yang digunakan dalam tahu dan tempe di Amerika tidak ditanam di negara tersebut.

Baca Juga: Subsidi Kedelai Tetap Belanjut, Mendag Zulhas Janji Permudah Syaratnya!

Dalam survei yang diterbitkan di jurnal sumber sosial, para ilmuwan dari University of Georgia menemukan bahwa banyak produk kedelai yang digunakan vegan untuk mendapatkan cukup protein, seperti tahu dan tempe, sebagian besar diimpor dari India. Proses produksi kedelainya menambah deforestasi yang meluas dan mendukung hilangnya habitat.

Melansir dari Sputnik News, justru dalam penelitian telah menunjukkan bahwa mengonsumsi tumbuhan dan daging yang ditanam secara lokal merupakan cara makan yang paling etis jika ingin melestarikan lingkungan dan melindungi hak asasi manusia.

Baca Juga: Usulan Mendag soal Subsidi Importir Kedelai Bukan Solusi yang Tepat Sasaran

“Polusi dan dampak lingkungan dari pengangkutan kedelai ratusan ribu mil melintasi AS merupakan bencana lingkungan tersendiri,” catat laporan penelitian tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Yohanna Valerie Immanuella

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: