Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Efek Anies Baswedan Ternyata Cuman Mempan ke Nasdem, Demokrat dan PKS Malah Anjlok

Efek Anies Baswedan Ternyata Cuman Mempan ke Nasdem, Demokrat dan PKS Malah Anjlok Kredit Foto: Twitter/Anies Baswedan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Efek Anies Baswedan kepada partai yang mendukungnya ternyata tidak merata. Dimana yang hanya mengalami kenaikan adalah Partai Nasdem.

Sedangkan, berdasarkan hasil survei Kompas memotret elektabilitas Demokrat dan PKS mengalami penurunan sebab sama-sama menjadi basis pemilihnya Anies.

Tingkat keterpilihan Partai Nasdem meningkat dari 4,3 persen pada Oktober 2022 menjadi 7,3 persen pada periode ini. 

Tim Litbang Kompas menyimpulkan kenaikan elektabilitas partai dengan slogan gerakan restorasi itu merupakan efek ekor jas yang didapat setelah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden. 

Baca Juga: Anies Baswedan Satu-satunya Capres yang Dicuekin Jokowi, Relawan Justru Nggak Khawatir, Ternyata Strateginya...

Litbang Kompas menyebutkan, pertambahan elektabilitas yang diperoleh Nasdem belum pernah terjadi sejak survei dilakukan. Lebih lanjut disebutkan bahwa langkah politik Nasdem mendeklarasikan Anies sebagai bakal capres berhasil mengonsolidasikan simpatisan Anies yang tersebar di sejumlah partai.

Hasil survei menunjukkan elektabilitas Partai Demokrat turun 5,3 poin dari 14 persen pada Oktober 2022 menjadi 8,7 persen. Proporsi responden pemilih Anies di Demokrat juga turun dari 18,9 persen pada Oktober 2022 menjadi 11,3 persen pada Januari 2023.

"Artinya, ada selisih 7,6 persen pemilih Demokrat yang juga memilih Anies Baswedan kini hengkang dari memilih Demokrat," tulis Litbang Kompas. 

Situasi sama terjadi pada PKS yang elektabilitasnya turun dari 6,3 persen menjadi 4,8 persen. Proporsi responden PKS pemilih Anies juga turun dari 19,9 persen menjadi 17,6 persen.

Survei dilakukan melalui wawancara tatap muka pada 25 Januari-4 Februari 2023. Total 1.202 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

Advertisement

Bagikan Artikel: