Suara Demokrat Bakal Anjlok Kalau Pakai Sistem Pemilu Tertutup, Ray Rangkuti Jujur: Wajar SBY Turun Gunung
Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhirnya turun gunung mengomentari polemik sistem pemilu proporsional tertutup. Hal ini dinilai sebagai upaya menjaga Partai Demokrat.
Demikian diungkapkan Direktur Eksekutif Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti. Ia menilai SBY risau suara Partai Demokrat bisa anjlok apabila pileg kembali menggunakan sistem proporsional tertutup.
Baca Juga: April 2023 Keluar, Eko Berani Jamin Anas Urbaningrum Bakal Bikin AHY dan SBY Sempoyongan
"Bukan hanya SBY (yang khawatir suara partainya anjlok), tapi hampir semua partai politik," kata Ray kepada wartawan, Selasa (21/2/2023).
Untuk diketahui, semua partai parlemen, kecuali PDIP, memang menentang penggunaan kembali sistem proporsional tertutup.
Sebagai gambaran, dalam sistem proporsional tertutup, pemilih hanya mencoblos partai. Pemenang kursi anggota DPR ditentukan oleh partai lewat nomor urut caleg yang sudah ditetapkan sebelum hari pencoblosan. Sistem ini digunakan sejak Pemilu 1955 hingga Pemilu 1999.
Baca Juga: Hasto PDIP Kritik SBY Dibalas 'Omong Kosong Belaka', Disuruh Ngurus Harun Masiku Saja
Sedangkan dalam sistem proporsional terbuka, pemilih dapat mencoblos caleg yang diinginkan ataupun partainya. Caleg yang mendapat suara terbanyak bakal memenangkan kursi parlemen. Sistem ini diterapkan sejak Pemilu 2009 hingga Pemilu 2019.
Menurut Ray, apabila MK memutuskan pileg kembali menggunakan sistem proporsional tertutup, tentu partai yang punya Party ID rendah bakal kehilangan pemilih. Party ID atau party identification adalah konsep tentang kedekatan dan kesukaan pemilih terhadap partai politik.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait:
Advertisement